Sebagai Pasien, Kita Harus Kritis

 

Sikap pasien yang pasif, enggan bertanya kepada dokter atau personel non-medis di tempatnya berobat, sebenarnya bisa merugikan diri sendiri. Kita harus rajin bertanya, dan bersikap kritis kepada dokter.

Sikap kritis tersebut, untuk diri Anda sendiri. Misalnya, katakan terus terang kita minta obat generik atau yang lebih murah. "Mintalah sebelum dokter menulis resep!," terang Dr. Robert Imam Soetedja, dari IDI Jakarta Barat

Ia lalu memberi contoh, di negara lain, dimana pasien sudah lebih sadar akan hak-haknya, mereka lebih "cerewet" soal pelayanan medis yang diberikan kepadanya. Misalnya, "Ini obat apa?" Atau, "Saya diambil darah untuk apa?"

Apa yang dikatakan dr. Robert diamini dr. Purnamawati Sp. Pujiarto, SpA(K), MMPed. "Benar. Pasien-pasien di negara maju sudah semakin menyadari hak mereka akan informasi yang objektif dan berimbang. Di sana, regulasi dan aplikasinya sudah lebih tertata, sehingga semua pihak bekerja sesuai hak dan kewajibannya," tutur dokter yang biasa dipanggil dr. Wati

Lewat edukasinya di berbagai media, dr. Wati mengajak para orang tua menyadari bahwa yang paling berkepentingan terhadap kesehatan mereka dan anggota keluarga, adalah diri mereka sendiri. "Saya berharap, para orang tua menyadari bahwa urusan kesehatan tak akan mereka limpahkan 100% ke pundak tenaga kesehatan, tetapi juga merupakan tugas dan kewajiban mereka. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah proaktif mempelajari pengetahuan dasar kesehatan dan bertanya. Singkat kata, saya mengajak mereka untuk aktif meningkatkan pengetahuan dasar kesehatan, sehingga bisa berlaku sebagai smart patient," tandas dr. Wati bersemangat.

Sebagai pasien, Anda sebaiknya kritis dan proaktif bertanya kepada dokter yang bersangkutan. Untuk mencapai penanganan medis yang optimal dan menyeluruh, harus tercipta komunikasi dua arah yang lancar. Seperti manfaat, komposisi dan efek samping obat yang diresepkan dokter.

 



Artikel Rekomendasi