Apakah Normal Kalau Anak Tidak Bisa Diam?

 

Dokumentasi Ayahbunda


Pada masa tumbuh kembang balita, anak lebih banyak melakukan aktivitas dengan melibatkan fisiknya. Berlari menjadi salah satu aktivitas favoritnya.

Perilaku anak yang tak mau bisa diam ini sangatlah normal. Melarang anak untuk berlari bukan jadi jalan keluar, pasalnya Anda justru menghambat tumbuh kembang dan kesehatan anak. Yang perlu Anda lakukan adalah memastikan agar aktivitas larinya aman.

1. Kenalkan lokasi berlari yang tepat
Daripada Anda melarang kaki kecilnya berlari, lebih baik kenalkan anakpada area atau lokasi yang boleh atau tidak untuk berlari-larian. Sebutkan saja, lokasi yang boleh seperti taman di rumah, taman di komplek rumah, playground, jogging treck, dan lapangan olahraga. Sebutkan pula lokasi yang tidak boleh, seperti area dekat kolam renang, tempat ibadah, di dalam rumah, di tempat umum yang ramai orang atau mal.

2. Berada dalam jarak pandang Anda
Ketika balita berada dalam lokasi aman untuk berlarian, bukan berarti ia aman 100%, Bunda. Sebaiknya selalu pastikan gerak-gerik anak berada dalam pantauan jarak pandang Anda. Meski lokasi terbilang aman, tidak menapik kemungkinan menghilangkan risiko kecelakaan. Misalnya, tiba-tiba ia menabrak tiang di playgroud, terpeleset di lapangan sepak bola atau berlari ke luar area dan menjauh dari tempat Anda.

3. Berikan pujian
Memberikan pujian pada perilaku anak yang sesuai, sesekali dapat Anda lakukan. Hal ini dapat memupuk rasa percaya diri anak sekaligus meningkatkan perilaku yang diharapkan. Misalnya, jika biasanya ia berlarian sepanjang mal, kali ini ia sangat manis, mau digandeng dan tidak berlari.

4. Alihkan dengan kegiatan yang lebih seru
Rasa bosan kerap menghampiri balita ketika Anda mengajaknya ke mal atau supermarket. Sehingga tak jarang ia mencari perhatian Anda dengan berlari ke sana kemari. Untuk menghindari hal tersebut, berikan kegiatan seru saat belanja bersama anak. Salah satunya adalah dengan berikan tugas padanya untuk ikut mencari barang-barang yang hendak Anda beli.

5. Segera bawa ke ahli
Balita yang terlalu aktif memang seringkali membuat para orang tua keliru menilai sebagai anak yang hiperaktif. Padahal ada perbedaan dari keduanya. Hiperaktif kerap ditandai dengan perilaku aktif yang tidak bertujuan, impulsive seperti bermain namun tidak selesai, perkembangan motorik tidak baik, rentan konsentrasi pendek, dan masih banyak lagi gejalanya. Jika Anda ‘mencium’ tanda-tanda hiperaktif pada anak, segera bawa ke psikolog untuk diberikan terapi.

Baca Juga

6 Tanda Balita Aktif
Strategi Hadapi Balita Aktif



(RIS/ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi