Menebak Isi Hati Balita

 

Fotosearch


Ternyata ‘kenakalan’ yang dilakukan si kecil bukan untuk menguji kesabaran Anda, tapi memang itulah mereka.
  • “Rasanya menyenangkan makan seperti ini!”
Di benaknya… “Bunda pasti senang melihat makanan, piring, dan gelas plastikku berterbangan ke seluruh penjuru rumah.”
Yang perlu Anda lakukan: Melempar adalah keterampilan baru yang sangat  disukai anak mulai usia 18 bulan. Koordinasi mata – tangan yang meningkat membuat dia ingin terus menerus melakukannya. Ditambah, anak usia ini belum mengenal sebab-akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya tersebut. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Misalnya menunjukkan piring yang kotor yang dilempar yang menodai lantai. Katakan saja, “Lihat, lantainya jadi kotor dan harus dibersihkan.”
 
  • “Mana biskuit bulat aku? Aku mau biskuitku!”
Di benaknya: “Kemarin Bunda berhasil merayu aku untuk makan biskuit bulat. Sekarang bunda menyuruhku makan bubur?
Perl  Anda lakukan: Anak-anak belajar lewat visual mengenai segala yang mereka makan. Jadi, daripada repot menjelaskan pada anak bahwa rasa makanannya sama, lebih baik bersiaplah untuk bertempur. Tidak apa sesekali mengikuti kemauannya untuk menyantap makanan yang sama dalam beberapa hari. Tapi ada waktunya ketika Anda harus memaksa anak menyantap apa yang sudah Anda siapkan.
 
  • “Aku sedang bermain. Tolong jangan ganggu aku!”
Di benaknya: “Aku sedang asyik bermain mobil-mobilan. Eh, Bunda memakaikan aku baju dan mengajakku pergi. Oh, tidaaaak!”
Yang perlu Anda lakukan: Ketika asyik bermain anak sulit diganggu. Akibatnya ia  susah saat diajak pergi atau melakukan kegiatan lain. Namun untuk mengalihkan perhatiannya, buatlah ia tertarik. Misalnya dengan menceritakan tujuan Anda pergi dan kejutan yan menantinya.  Misalnya, “Kita akan pergi berenang. Kamu bisa bermain air di sana.” Dengan begitu ia akan lupa dengan kegiatan bermain yang sedang dilakukannya.
 
  • “Jangan sentuh mainanku!”
Di benaknya: “Sudah main di rumahku, makan puding bagianku, eh, ia  bermain  mobil-mobilan kesukaannku. Bunda!”
Yang perlu Anda lakukan: Di usia ini anak berlum mengerti perbedaan antara berbagi suatu benda dengan menyerahkan kepemilikan atas benda tersebut. Jelaskan pada anak bahwa temannya akan mengembalikan mainan miliknya. Jika anak masih belum bisa berbagi, cobalah pisahkan mainan kesayangannya dan simpan di dalam kamar. Biarkan anak bermain bersama temannya dengan mainan yang dapat dibagi.
 
  • “Bunda, aku baru memanjat perosotan ini 5 kali!”
Di benaknya:  “Ketika aku sedang asyik bermain, pasti bunda menggendongku pulang. Aku mau menangis saja!”
Harus Anda lakukan: Saat asyik beraktivitas di taman atau area bermain anak, rasanya pasti akan sulit mengajak mereka pulang. Itu adalah hal normal dan selalu terjadi pada setiap anak. Tenang dan jelaskan padanya bahwa sekarang sudah saatnya pulang. Katakan bahwa Anda sudah menyiapkan  kegiatan menarik di rumah, misalnya bermain balon sabun atau corat-coret.
 
  • “Di ruang tamu masih rebut sekali, aku mau gabung!”
Di benaknya: “Sekarang memang jam tidurku, tapi kenapa di ruang tamu ramai sekali? Aku mau mengintip, ah!”
Yang perlu Anda lakukan: Memasuki usia ini  ia beralih dari crib ke kasurnya sendiri. Itu adalah satu kebebasan untuknya. Sebab ia tidak lagi terkurung di kasur lamanya. Saat si kecil beranjak bangun dari kasur, ajak ia kembali tidur. Temani beberapa saat hingga dia tenang dan terlelap. Setelah itu, pastikan Anda dan keluarga tidak membuat suasana gaduh yang dapat membangunkan si kecil.
 
  • “Kalau tidak pakai baju kesukaanku, lebih baik aku telanjang.”
Di benaknya: “Ganti baju terus! Pokoknya aku hanya mau pakai baju tidur jerapah aku.”
Yang perlu Anda lakukan: Tubuh si kecil belum bisa menyesuaikan suhu di sekitarnya dengan cepat. Sehingga ketika bajunya dilepas, ia akan merasakan perubahan suhu dan butuh, Itu sebabnya mereka malas dan ngambek ketika Anda mengantikan bajunya. Cara termudah adalah melakukannya dengan cepat, tetap tenang dan sambil mengajaknya berbincang, supaya dia lupa akan perubahan suhu yang dirasakan.

 
  • “Aku bisa menggambar lebih bebas di dinding putih ini, Bunda.”
Isi kepalanya: “Bunda tak perlu sibuk mencari kertas akau corat-coret di sini saja. Mengapa Bunda marah?”
Yang perlu Anda lakukan: Si kecil belum mengerti perbedaan dan batasan akan segala hal, termasuk kertas dan dinding. Tunjukkan padanya papan tulis besar di ruang tamu dan secarik kertas besar. Kemudian tunjukkan dan katakan, “Di papan tulis dan kertas ini kamu bisa menggambar.” (KAT/MON)
 

 



Artikel Rekomendasi