Bayi Underweight Butuh Perhatian Spesial

 

Fotosearch


Di Indonesia, secara klinis berat lahir normal untuk bayi yang lahir cukup bulan (37 hingga 42 minggu) adalah 2500 gram hingga 4000 gram. Sayangnya, karena beberapa sebab dan dalam keadaan tertentu, ada juga bayi yang lahir dengan berat badan (BB)  yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada kisaran berat tersebut. Dan itu tidak normal, serta sama-sama mengandung risiko terhadap kesehatan. Mari kita kupas lebih jauh mengenai keduanya.

Si Underweight
Sebutan klinisnya…Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau mikrosomia. Saat lahir, BB bayi kurang dari 2.500 gram.
Penampilan fisiknya… Terlihat sangat kecil, kulit keriput an diselimuti bulu-bulu halus. arena lapisan lemak di bawah kulit sangat tipis, ia mudah kedinginan. Selain itu, bayi biasanya tidak menangis keras (suara tangis pelan dan lemah), cepat lelah, dan sering tersedak ketika menyusu. Akibatnya, bayi jadi malas minum, padahal, tubuhnya butuh banyak ASI agar beratnya segera normal.
Splash:  Terbesar ke-9 di dunia, angka BBR di Indonesia.
SPLASH: Sebagian besar BBLR lahir prematur atau kurang dari 37 minggu. Namun ada pula bayi lahir cukup bulan tapi mengalami BBLR akibat perkembangan di dalam rahim yang lambat.

Penyebabnya…
-    Tidak optimalnya kenaikan BB Bunda selama kehamilan.
-    Usia Bunda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun saat hamil.
-    Jarak kehamilan saat ini dengan kehamilan sebelumnya terlalu dekat, kurang dari 2 tahun.
-    Kehamilan kembar  dimana salah satu bayi “kalah bersaing” dalam mendapatkan makanan dari plasenta.
-    Ibu mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi) atau hipotensi (tekanan darah rendah).
-    Ibu mengalami perdarahan pada trimester pertama atau kedua.
-    Ibumengalami infeksi bakteri –terdeteksi dari urin ibu.
-    Ibu mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen –misalnya akibat mengidap asma.
-    Cairan ketuban terlalu banyak atau sedikit.
-    Ibu mengonsumsi obat-obatan atau alkohol selama kehamilan.


Risiko kesehatan…
1. Infeksi kuman penyakit.
2. Gangguan pernapasan - sehingga seringkali membutuhkan alat bantu napas.  
3. Suhu tubuh rendah (hipotermia)
4. Penyakit kuning (ikterus)

Butuh perhatian ekstra...
1. Dirawat di inkubator dengan penghangat agar suhu tubuh stabil, yaitu 36,6?C – 37,5?.
2. Berikan ASI segera setelah bayi lahir, sedikit-sedikit tapi sesering mungkin, sesuai kemampuan bayi. Jika bayi belum bisa mengisap, perah ASI dan berikan dengan pipet,  sendok kecil atau dot khusus.

Lakukan ini di rumah..
-    Agar tubuhnya tetap hangat, bungkus bayi dengan kain bersih dari bahan lembut, pasang topi di kepala, dan letakkan botol isi air hangat di dekatnya.
-    Rutin periksa popoknya, segera ganti jika basah agar bayi tidak kedinginan.
-    Rawat dengan Metode Kanguru (MK) – Anda memeluk bayi setiap saat agar terjadi kontak kulit bayi dengan kulit Anda.  Selimuti tubuh bayi dan Anda dengan pakaian atau selimut. Cara ini dilakukan agar panas tubuh Anda mengalir ke tubuh bayi. Penelitian membuktikan, cara ini efektif meningkatkan BB bayi, dan membantu tumbuh kembangnya, sebab selain menghangatkan tubuh bayi, MK  memberikan sentuhan kasih sayang yang sangat membantu memulihkan kondisi bayi.
-    Bersihkan bekas luka tali pusat bayi dengan teliti dan teratur, agar tetap steril.
-    Jauhkan bayi dari orang sakit, karena ia mudah tertular penyakit. Jika bunda  pilek, pakailah masker ketika menyusui agar kesehatan bayi terjaga.

Ingat, bayi dengan BBLR memiliki risiko kematian lima kali lebih tinggi dibanding bayi normal.

(IMS/ERN)

 

 



Artikel Rekomendasi