Sudah Besar Masih Takut Ditinggal

 

shutterstock


Umurnya sudah 3 tahun padahal. Tapi masih meraung-raung saat bunda berangkat ke kantor.
 
Rutinitas Anda tidak berubah sejak dia bayi. Setiap pagi Anda berangkat ke kantor, dan meninggalkan buah hati Anda di rumah dengan pengasuhnya. Sesekali ada teman sebaya yang datang pada siang hari untuk bermain bersamanya.
 
Tiba-tiba di usia 3 tahun, dia mulai bersikap tidak lazim. Meraung-raung saat bunda sudah berdandan siap ke kantor. Ia menangis, bersujud di kaki bunda, meminta bunda untuk tidak berangkat ke kantor. Hati Anda pasti miris melihatnya. Iba, penuh tanda tanya, mengapa dia bertingkah demikian. Urung ke kantor? Kali pertama mungkin Anda terpaksa bolos kerja. Tapi untuk hari berikutnya tentu Anda tak bisa lagi bolos.
 
Ketika seharian Anda di rumah, ternyata buah hati Anda santai saja. Dia bermain gembira dengan pengasuhnya. Apakah pengasuhnya melakukan kekerasan terhadap anak Anda?
 
Tungg dulu! Tajamkan telinga Anda. Apa yang dibicarakan oleh buah hati Anda pada pengasuhnya, mungkin membuat Anda tambah bingung; “Sus, kamu pulang kampung aja ya. Aku mau sama bunda aja. Aku mau main sama bunda. Bobok sama bunda.”
 
Bagaimana kelak dia masuk taman kanak-kanak kalau di usia tiga tahun dia tidak mau ditinggal ibu?
 
Takut berpisah
Ketakutan anak ditinggal ibu di usia ini masih dapat disebut normal bila berlangsungnya hanya sementara. Anak dengan mudah diberi pemahaman bahwa ibu pergi untuk bekerja, dan akan pulang setelah ia bangun dari tidur siangnya. Ada beberapa penyebab anak tiba-tiba takut berpisah. Bunda cari tahu penyebabnya. Bijaklah dalam menyelesaikannya.


- Pengasuh baru yang belum paham betul rutinitas anak Anda. Ketika kebiasaannya berubah, anak merasa tidak aman, dan ingin kembali pada rutinitasnya yang hanya bunda yang tahu. Bila Anda baru mengganti pengasuh anak, pastikan ia tidak mengubah rutinitas anak Anda.

- Menguji kemampuan persuasif. Ia sedang menguji kepandaiannya bicara. Kalau selama ini ia dapat mengubah keputusan orang lain saat ia bicara, ia juga berharap Anda akan mengubah keputusan. Saat ia berkata, “Bunda nggak boleh kerja,” dan Anda mempunyai argumentasi yang tidak dapat dia bantah, dia akan terus mencoba dengan cara lain termasuk mengamuk. Ajak anak dan pengasuhnya untuk berkeliling perumahan sejenak, sebelum Anda say goodbye.

- Merasa ditinggalkan, tidak ada yang menolong. Saat bangun dari tidur siangnya, lazimnya balita mencari orang yang paling dia andalkan. Mungkin sewaktu ia bangun tidak orang yang bisa dia temui. Dia merasa takut sendirian, pengasuhnya sedang ke kamar mandi, atau ngobrol di depan rumah dengan sesama pengasuh di perumahan Anda. Minta pengasuh anak untuk tidak jauh darinya ketika anak Anda bangun tidur. Atau untuk melatih kemandirian anak Anda, minta dia mencari pengasuhnya tanpa menangis.

 
Waspadai gangguan emosi
Gangguan kecemasan berpisah (Separation Anxiety Disorder), adalah ketakutan berpisah yang tidak normal. Ada masalah emosi yang ditandai dengan ketakutan atau merasa tertekan secara ekstrem ketika jauh dari pengasuh utamanya – bisa ibu atau pengasuhnya.
 
Takut berpisah kategori normal atau tidak, gejalanya sama sehingga bunda mungkin sulit membedakan. Perbedaannya terletak pada intensitas ketakutannya.
Ketakutan berpisah yang tidak normal adalah ketika anak tidak dapat melakukan aktivitas apapun selain menempel pada Anda, atau pengasuhnya. 
 
Ia sangat gelisah ketika berpikir harus menjauh dari orang tua atau pengasuhnya, bahkan mengeluh sakit untuk menghindari bermain dengan teman, saat ia sudah masuk sekolah.
 
Ketika gejalanya sudah sangat ekstrem, kecemasannya sudah menjadi gangguan. Tapi Anda tak perlu khawatir, separah apa pun gangguannya, ketakutan berpisah ini dapat diterapi. Coba amati, apakah anak Anda mengalami gejala ini:



- Merasa takut orang yang dia cintai mengalami celaka. Anak merasa takut orang tuanya sakit ketika menjauh darinya.

- Kahwatir terjadi sesuatu yang tidak terduga, dan membuatnya terpisah selamanya. Misalnya ia tidak mau tidur siang karena takut tidak bertemu Anda.

- Rewel saat berangkat ke sekolah, merasa takut yang tidak beralasan.

- Tidak ingin tidur, sehingga anak yang memiliki gangguan ini mengalami insomnia.

- Sakit fisik, terutama sakit perut dan sakit kepala. Itu sebabnya sebelum berpisah anak mengeluhkan dua rasa sakit ini.

- Menempel terus pada pengasuhnya, misalnya menggandeng tangan pengasuh, berpegangan pada baju dan sulit dilepas.

 
Kenali penyebabnya
Gangguan kecemasan ini tidak serta merta dimiliki oleh anak tanpa sebab. Penyebab yang paling lazim adalah:
 

- Orang tua yang overprotective. Kecemasan anak adalah manifestasi kecemasan orang tua.

- Perubahan lingkungan, seperti rumah baru, pengasuh baru, baru masuk day care.

- Stres akibat perceraian orang tua, pindah sekolah, binatang kesayangan yang selama ini menjadi teman bermainnya mati.

- Tidak mendapatkan bonding dari orang tua yang membuatnya percaya diri.

 
Bantuan yang penting
 

- Pelajari jenis gangguan ini agar Anda dapat memahami pengalaman anak, dan dapat bersikap tepat.

- Dengarkan dan hargai perasaan anak. Untuk anak yang merasa terasing karena gangguan ini, akan merasa terobati ketika Anda mendengarkan keluhannya.  

- Bicarakan kondisinya. Akan lebih sehat untuk anak kalau ia dapat menceritakan perasaannya. Bersikaplah empati, tapi ingatkan anak juga bahwa ia pernah bisa berpisah dengan Anda.

- Antisipasi kesulitan berpisah. Bersiaplah untuk membuat transisi perpisahan agar perpisahan tidak menakutkan. Misalnya, ketika anak tiba di day care, Anda tetap berada di situ sementara untuk menemani anak menemukan temannya. Setelah ia bermain dengan temannya, tinggalkan anak dengan tenang.

- Dukung anak ketika dia ingin bergabung bersama teman-temannya. Berteman adalah cara terbaik untuk menghilangkan kecemasan anak.

- Beri apresiasi atas usaha anak. Ketika anak tidur tanpa cemas, ketika anak mau ditinggal di day care, berikan pujian yang membuatnya merasa bangga.

 
 Imma Rachmani
 
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Menghadapi Anak Penakut

Rasa takut bagian dari perkembangan anak usia 2-3 tahun yang sehat. Orangtua harus jeli mengenali setiap jenis ketakutan anak, jangan lindungi berlebihan, atasi dengan bijak. ... read more

post4

Kiat Mengatasi Rasa Takut

Meski takut itu hal yang normal dalam proses perkembangan, namun tak boleh dibiarkan menetap. Anak perlu dibantu mengatasi ketakutannya... read more