Balita Belajar Dari Tradisi Keluarga

 






















Tradisi dalam keluarga, mempererat hubungan dan menggembirakan. Bagaimana dengan tradisi merayakan Lebaran di keluarga Anda? Lebaran, bisa jadi, salah satu dari sekian banyak perayaan yang di nanti-nanti oleh  Anda dan anggota keluarga lainnya. Saat lebaran, seluruh anggota keluarga berkumpul, makan bersama, saling bersilaturahmi dan melepas rindu. Meski sederhana, namun moment ini selalu ditunggu-tunggu karena hati penuh dengan kebahagiaan. Kini, Anda bersama suami dan anak-anak juga bisa merancang sebuah tradisi keluarga yang ditunggu antusias oleh anak-anak, juga Anda dan pasangan.

Rasa memiliki. Trasidi keluarga adalah sesuatu yang diwariskan pada keturunan, seperti perilaku, budaya dan kebiasaan. Tradisi keluarga bisa memperkaya anak dengan rasa memiliki keluarga. Para ahli perkembangan menemukan hal-hal positif lain dari suatu tradisi keluarga:
  • Membangun identitas diri anak. Balita mengenal dirinya dari tradisi, misalnya mengunjungi orang tua Anda sekali dalam sebulan atau kalau jauh, setahun sekali saat Lebaran. Ia paham posisinya dalam keluarga besar Anda.
  • Memberi kekuatan pada anggota keluarga. Tradisi sederhana, misalnya makan malam bersama bisa menurunkan ketegangan yang dialami anggota keluarga.
  • Memberi perasaan terhubung dan rasa aman pada anak. Anak senang mengulangi kejadian-kejadian yang menyenangkan. Kegembiraan yang terus berulang membuat anak merasa aman.
Saat mengajak balita dalam tradisi keluarga
Lakukan:
  • Jalani tradisi dengan santai dan gembira.
  • Buat tradisi yang meilbatkan seluruh keluarga.
  • Tambahkan simbol yang bisa diingat balita dan memberinya identitas keluarga. Misalnya, buat hiasan ketupat setiap hari Lebaran.
  • Sehari sebelum tradisi dilakukan, ingatkan balita. Misalnya, “Wah besok Lebaran ke rumah kakek-nenek. Kita siap-siap bawa kue Lebaran.”
Hindari:
  • Tradisi yang tidak berkaitan dengan minat dan kepribadian keluarga.
  • Bersikap formal saat menjalankan tradisi agar tradisi tidak terasa asing bagi anggota keluarga.
  • Memaksa anak menjalani tradisi selagi ngambek.
  • Melupakan tradisi harian, seperti cium pipi kiri-kanan sebelum tidur.

 



Artikel Rekomendasi