Mental Sehat, Anak Tumbuh Percaya Diri

 

Fotosearch


Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Keduanya merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sayangnya, kita kerap lupa dan lebih memerhatikan kesehatan fisik anak kita. Kesehatan jiwa atau mentalnya nanti dulu, karena kita kerap menganggap bahwa masa kanak-kanak pastilah menyenangkan dan anak-anak senang menjalani masa-masanya. Betulkah?

Sejak lahir, bayi sudah sangat sibuk. Otaknya bagai spons yang menyerap segala hal di lingkungannya. Bahkan sejak masih janin ia juga merasakan emosi ibunya, apakah bunda sedang bahagia atau sedang galau, depresi, atau merasakan duka yang mendalam. Saat lahir, otak bayi juga terus memroses segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Jadi kapan kita harus mulai menjaga kesehatan mental anak kita? Bagaimana caranya? Lisa Damour, Psikolog dan ahli parenting, penulis kolom di New York Time menjabarkannya dari sebuah masterclass, di situs unicef.org. 

Jaga kesehatan mental sejak bayi
Kesehatan mental dimulai sedini mungkin sejak bunda bertemu anak. Begitu ia lahir, ia harus mendapatkan cinta dari bunda dan ayahnya, mendapatkan pelajaran dan keamanan. Ketika Anda memberikan kehangatan dankelembutan, membantu mereka merasa dilindungi, menenangkan anak saat sedih, membantu memberi arahan bagi hidupnya. Anda memberikan landasan mental yang sehat.

Baca juga: Orang Tua Wajib Tahu 5 Mitos Seputar Kesehatan Mental Anak

Bayi juga bisa stres
Penyebabnya beragam, tapi pada dasarnya adalah tidak terpenuhi rasa aman. Ia merasa takut dan khawatir dilupakan, kebutuhan fisik dan emosi yang tidak dipenuhi, adalah sumber masalah emosinya. Tugas bunda adalah memberi jaminan bahwa ia aman dan berada di tempat yang layak. Bila bayi berada pada situasi penuh tekanan dan tidak mendapat dukungan emosial yang bisa membuat mereka tenang. Bila bayi terus menerus berada pada kondisi ini - tidak ada orang dewasa yang membantunya merasa baik - mereka memiliki emosi yang sulit. 

Ajarkan mengelola emosi dengan pantas
Mengelola emosi adalah hal lain yang harus diajarkan kepada anak agar anak memiliki mental yang sehat. Ketika Anda merasa marah atau sedih, Anda harus memikirkan cara mengekspresikannya dengan cara yang tepat tanpa membuat anak bingung atau ketakutan. Anda harus menjadi contoh cara mengelola emosi yang menyakitkan dengan cara yang pantas, misalnya jalan-jalan atau minta bantuan orang lain. 

Penting diingat, definisi mental yang sehat bukan berarti Anda atau anak Anda selalu tampak tenang, relaks, dan gembira sepanjang waktu. Mental yang sehat berarti punya perasaan yang tepat pada waktu yang tepat dan tahu cara mengelolanya secara pantas. 


Baca juga: Jaga Kesehatan Mental Anak, Orang tua Jangan Gampang Panik

Jaga kesehatan mental keluarga
Banyak riset memberi tahu kita bahwa yang dibutuhkan oleh anak hanya dua: tempat tinggal dan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya dan segala sesuatu dapat diprediksi.  Anak-anak tahu apa yang diharapkan. Mereka butuh struktur yang baik. Jadi, untuk menjadi hangat, nikmati bayi dan anak Anda, bermainlah bersama mereka, bicara, sayang-sayangilah mereka.  Itu semua akan memberi perasaan nyaman pada bayi dan anak, dan pasti pada diri Anda sendiri. Akan ada hormon yang terlepas dari Anda dan anak, yang menghasilkan kontak erat secara emosi dengan anak.  (IR)

Baca juga: 10 Cara Menjaga Kesehatan Mental Keluarga



 

 



Artikel Rekomendasi