5 Hal Penting Soal Infeksi Telinga Pada Anak

 

 
Foto: shutterstock

Infeksi telinga merupakan salah satu penyakit yang umum dialami bayi usia empat hingga enam bulan, dan balita. Infeksi ini menyerang telinga bagian tengah (daerah sekitar gendang telinga). Gangguan pada telinga bisa mengganggu pendengaran anak kelak. Yuk, kenali apa saja tanda dan pemicunya disini:

Tanda anak mengalami infeksi telinga:
- Lendir kental dari hidung.
- Demam tinggi.
- Keluar kotoran kekuningan di sudut mata.
- Rongga telinga tampak membengkak dan merah.
- Anak mudah marah dan resah.
- Sering menarik-narik atau mengorek telinga.
- Keluar cairan kekuningan atau putih dari telinga.

Pemicu anak mengalami infeksi telinga:
1. Anak biasa minum susu dari botol dengan posisi berbaring atau hingga tertidur. Posisi ini  membuat susu bisa mengalir hingga Eustachian Tube dan bagian tengah telinga.  Sebaiknya biasakan anak minum susu dengan posisi kepala lebih tinggi dari badannya. Minta anak yang sudah besar duduk tegak,  setidaknya 30 menit setelah minum susu.

2. Mengisap empeng, terutama di siang hari.  Menurut beberapa ahli, gerakan mengisap yang konstan akan menarik cairan dari hidung dan tenggorokan ke bagian tengah telinga. Empeng juga berpotensi membawa bakteri. Jadi saatnya menjauhkan anak dari empeng.

3. Penelitian menunjukkan anak yang sering terpapar asap rokok lebih mudah mengalami infeksi telinga. Ini karena asap rokok mengiritasi Eustachian Tube dan melumpuhkan serabut yang disebut cilia yang berfungsi menyapu keluar bakteri pada proses bernapas. Ketika cilia tidak bekerja dengan baik, bakteri,  irus dan kuman terjebak dalam saluran pernafasan.

4. Alergen di udara, salah satunya adalah dari hewan peliharaan yang umumnya membawa semacam kulit kering yang mengelupas dari tubuh atau bulunya yang merupakan alergen. Jadi,  jangan biarkan binatang peliharaan masuk ke kamar tidur anak. Jika perlu, lengkapi area bermain dan beristirahatnya dengan membeli air purifier.

Ada 5 hal penting tentang infeksi telinga yang Bunda perlu pahami, yakni:

1. Infeksi telinga sering rancu dengan tumbuh gigi. Tumbuh gigi juga bisa menimbulkan rasa sakit di telinga, sehingga anak menarik-narik kupingnya. Saraf gigi belakang bercabang ke telinga tengah, sehingga sakitnya seperti terasa dari dalam telinga.  Bila disertai demam dan anak tidak nyaman saat berbaring, berarti anak mengalami infeksi telinga.

2. Tidak selalu diobati dengan antibiotik. Sebanyak 60% infeksi telinga disebabkan oleh bakteri, 40% sisanya disebabkan oleh virus yang tidak dapat diobati dengan antibiotik.

3. Bawa ke spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Anak-anak yang sering mengalami infeksi menghabiskan banyak waktu untuk sakit, dan jika cairan telinga mereka tidak jelas jenisnya infeksi ini akan mengganggu pendengaran dan perkembangan bahasa. Demikian kata Nancy Young, MD, kepala THT di Children's Memorial Hospital, Chicago.

4. Infeksi bisa terjadi di tabung telinga. Tindakan operasi bukan jaminan kesembuhan. Banyak anak masih akan mengalami infeksi telinga, terutama saat pilek. Dokter akan memberikan antibiotik tetes bila infeksi terjadi pada tabung telinga, karena lubang di gendang telinga memungkinkan obat masuk tepat ke telinga tengah.

5. Gendang telinga pecah. Ini terdengar mengerikan, tapi jangan panik. Gendang telinga pecah artinya membran timpani yang memisahkan telinga tengah dari telinga luar menjadi berlubang karena di dalamnya penuh cairan akibat infeksi, dan menekan gendang telinga. Rasanya menyakitkan dan mengganggu pendengaran beberapa waktu. Tapi lubang akan menutup sendiri. Demikian pendapat James Coticchia, MD, ahlit THT anak dari The Studer Family Children's Hospital di Sacred Heart, Florida. Obat tetes telinga resep khusus akan diberikan. Jarang dilakuakan pembedahan untuk pengobatan ini.

Direvisi 7/6/22

Baca Juga:
-8 Hal yang Memicu Gangguan Telinga pada Bayi
-Kenali Tanda Gangguan pada Telinga Bayi Usia 0-12 Bulan
-Mengatasi Infeksi Telinga Balita

 



Artikel Rekomendasi