Tummy Time Bayi

 

 
Kebanyakan bayi merasa jauh lebih nyaman menghabiskan waktu berjam-jam dalam posisi telentang, baik itu saat tertidur, berada di car seat, ayunan atau kursi goyangnya. Karena melihat bayinya nyaman, orang tua pun membiarkan bayi dalam poisisi itu dalam waktu yang lama. Padahal, menurut American Academy of Pediatrics, risiko bayi dengan kepala datar (positional palgiocephaly) bisa disebabkan karena seringnya mereka berada dalam posisi seperti itu. Selain itu, posisi tersebut juga membuat bayi tidak memiliki kesempatan untuk memandang sekelilingnya dari sudut yang berbeda.

Dr. Lisa Stellwagen, MD., dari University of California, AS, mengatakan, bayi-bayi sekarang kurang mendapat kesempatan untuk menikmati aktivitas dari posisi berbeda. “Sebaiknya mulailah memperkenalkanaktivitas di usia sedini mungkin, salah satunya dengan tummy time,” terangnya.

Tummy time atau waktu yang digunakan bayi untuk bertumpu pada perutnya sambil beraktivitas punya ‘segudang’ manfaat. National Institute of Child Health and Human Development, AS, menyatakan,  tummy time tak hanya penting untuk mencegah risiko kepala datar pada bayi, tapi juga berperan bagi pertumbuhan normal setiap bayi.Dalam posisi tengkurap, bayi membiasakan diri untuk melihat apa yang ada di sekelilingnya dari sudut pandang berbeda.

Pengalaman yang tumbuh seiring dengan rutinnya latihan tengkurap bagus untuk menstimulasi perkembangan kemampuannya, seperti menjaga keseimbangan tubuh, mengendalikan gerakan kepala, koordinasi mata hingga menopang kemampuannya untuk merangkak, berdiri dan berjalan. 

Bahkan menurut riset, bayi yang sering melakukan  tummy time akan merangkak lebih cepat dibanding bayi yang jarang melakukannya.  Lebih sering  lagi bayi menghabiskan waktunya melakukannya ia juga akan lebih cepat berguling atau duduk. Untuk menyempurnakan pertumbuhan bayi Anda, ketahui beragam hal penting mengenai tummy time.
 
 
Kapan tummy time?

Sebenarnya tak ada aturan baku mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan atau membiasakan aktivitas tengkurap ini kepada anak Anda.  Di Jepang para orangtua mulai membiasakan  aktivitas ini beberapa saat setelah bayi lahir, yaitu ketika ia melakukan inisiasi menyusui dini dengan berbaring tengkurap di perut bundanya. Ini membuktikan bahwa tengkurap biasa dilakukan sejak dini dan baik dikenalkan sejak awal kelahiran.  

Anda juga boleh mulai mengenalkan aktivitas ini ketika tali pusat bayi telah kering, sehingga ia pun sudah cukup nyaman untuk telungkup. Atau, sesuai dengan anjuran American Academy of Pediatrics, yaitu saat bayi berusia 3 – 4 bulan. Pada usia itu, umumnya otot leher sudah cukup kuat untuk mengendalikan gerakan leher dan kepalanya. Dengan begitu ia akan lebih leluasa untuk mengangkat kepala sambil melihat apa yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, ketika sudah terbiasa melakukannya, ia pun akan menggunakan posisi ini untuk meningkatkan koordinasi kekuatan otot tangannya untuk berguling dan bergeser.
 
 
Sehari berapa kali?
Jika bayi Anda masih rewel dan kerap menangis setiap kali ditelungkupkan, sebaiknya latihan hanya diberikan sekitar 2 – 5 menit saja sehari. Nanti, seiring dengan rutinnya berlatih, ia juga mulai bisa menikmati momen latihan ini. American Academy of Pediatrics menyarankan 2 sampai 3 kali sehari dengan durasi selama 5 hingga 15 menit saja.  Namun, yang terpenting perhatikan kondisi bayi.  Jika dalam waktu 5 menit ia kurang nyaman, sudahi aktivitas terebut.

Aktivitas ini juga sebaiknya dilakukan di permukaan yang rata serta padat, bukan di kasur atau tempat tidur. Misalnya, Anda bisa menggunakan playmate untuk aktivitas ini. Playmate warna-warni akan membuatnya bersemangat dan terstimulai pandangannya.


Tempat dan waktu yang disarankan?

Supaya tummy time tidak menjadi kegiatan yang membebani bayi, Anda bisa melakukannya dalam berbagai kesempatan dengan cara berikut ini.

- Pergantian popok adalah salah satu momen yang paling sering dilakukan. Jadikan kesempatan ini untuk menengkurapkannya di meja ganti. Ajak ia bicara dengan mengatakan, “Saat ini kamu sedang tengkurap di meja ganti. Kamu bisa melihat lampu, foto dan mainana kamu.”

- Lakukan  latihan setelah ia mandi. Tengkurapkan setelah Anda mengeringkan tubuhnya bagian depan. “Saatnya tengkurap agar Bunda bisa mengeringkan punggungmu dan memijat punggungmu.”

- Saat Anda tiduran di atas tempat tidur, tengkurapkan ia di atas perut Anda. Napas Anda yang turun naik akan memberinya sensasi yang berbeda. Apalagi jika Anda membuat menggulingkan sedikit badan ke kiri dan ke kanan sambil mengatakan, “Perahunya goyang ke kanan. Perahunya goyang ke kiri.”
 

Apa permainan yang bisa dilakukan bayi saat melakukan aktivitas ini?

- Mengajaknya bicara. Anda bisa menceritakan tentang suasana rumah, tentang suara-suara yang terdengar dan tentang betapa sayangnya Anda pada dia. Berbicara sendiri memang, tapi ia mendengar apa yang Anda ucapkan. Lihat saja, terkadang matanya menatap bibir Anda yang bergerak-gerak.

- Bernyanyilah karena nada dan suara riang apalagi disertai gerakan tangan dan kepala akan membuat bayi tahu bahwa Anda sedang gembira. Ia mungkin akan menggerak-gerakkan kakinya pertanda bahagia.

- Membuat mimik wajah tidak biasa seperti memonyongkan mulut, menarik pipi ke atas atau mimik wajah lain yang lucu.

- Permainan lama yang selalu disukai bayi adalah bermain pee kaboo. Gerakan tangan Anda yang menutup mata dan suara Anda mengatakan pee kaboo, tak jarang membuatnya terpingkal-pingkal.

- Siapkan mainan seperti kaca, boneka aneka bentuk dan warna mencolok, alat musik nainan, buku bayi dari kain untuk menstimulai berbagai perkembangannya.


Apa yang perlu dihindari saat tummy time?

Yang penting Anda hindari adalah menidurkan bayi dengan posisi tengkurap tanpa pengawasan. Sebab hal justru dapat meningkatkan risiko SIDS (sindroma kematian bayi mendadak). Latihan ini hanya boleh dilakukan saat bayi sedang tidak tidur dan selalu dalam pengawasan Anda. Selain itu, hidari juga melakukan  latihan saat bayi Anda dalam kondisi lapar dan lelah. Sebab ia tidak akan menikmatinya sebaliknya ia akan rewel dan Anda pun menjadi tidak gembira. Untuk menghindari muntah atau refluks, latihan sebaiknya dilakukan sekitar 1 jam setelah makan.
Siapa yang menemani tummy time?

Ayah dan Ibu sebaiknya secara bergantian menemani bayi tummy time. Bahkan seru juga kalau Anda berdua melakukannya. Bayi Anda tentu akan survise melihat kedua orangtuanya melakukan hal sama dengannya. Oh, ya, secara fisik Ayah selalu dianggap lebih kuat dibanding Ibu, juga dianggap lebih luwes bermain fisik dengan anak. Jadi, kalau soal  bermain di lantai Ayah jagonya. Selain mengajaknya berbicara, Ayah bisa melakukan gerakan mengangkat kepala, menengok ke  kiri dan ke kanan yang bisa dilihat bayi. Secara perlahan, bayi akan memahami ‘pelajaran’ Anda dan menirunya.
 

Siapa yang menemani tummy time?
Ayah dan Ibu sebaiknya secara bergantian menemani bayi tummy time. Bahkan seru juga kalau Anda berdua melakukannya. Bayi tentu akan surprise melihat kedua orangtuanya melakukan hal sama dengannya. Secara fisik Ayah selalu dianggap lebih kuat dibanding Ibu, juga dianggap lebih luwes bermain fisik dengan anak. Jadi, kalau soal  bermain di lantai Ayah jagonya. Selain mengajaknya berbicara, Ayah bisa melakukan gerakan mengangkat kepala, menengok ke  kiri dan ke kanan yang bisa dilihat bayi. Secara perlahan, bayi akan memahami ‘pelajaran’ Anda dan menirunya.

KONSULTASI dr. MUZAL KADIM SpA(K) dari DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUI RSCM, JAKARTA.

(YUDISTIRA A. NUGROHO/ERN)
 
Baca Juga :
 

 

 



Artikel Rekomendasi