Bunda, Saat Hamil Puasa atau Tidak?

 


Foto: Unsplash/Michalina

Banyak ibu hamil yang mengalami dilema saat memasuki bulan Ramadan. Apakah akan ikut berpuasa penuh atau justru melewatkannya karena takut memengaruhi kesehatan janin? Jika masih ragu sebaiknya bumil segera bertanya kepada dokter kandungan. Dengarkan pendapat profesionalnya sebelum memutuskan berpuasa atau tidak. FYI, perempuan hamil yang menderita komplikasi selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, infeksi ginjal, atau masalah jantung, terpaksa melewatkan puasa.
 
Apabila dokter tidak melihat kendala pada kehamilan, maka Bunda bisa menunaikan ibadah puasa. Secara umum, perempuan hamil disarankan untuk tidak berpuasa selama trisemester pertama dan trimester ketiga kehamilannya. Sementara berdasarkan pandangan Islam, perempuan hamil diizinkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan dan ia bisa menggantikan puasa yang terlewat ketika sudah sehat atau setelah melahirkan.
 
Ikuti pula 9 tip puasa untuk ibu hamil berikut ini yang diberikan oleh Dr. Rashi Gupta, Spesialis Kebidanan dan Kandungan di iCare Clinics, Dubai, seperti dilansir www.khaleejtimes.com dan www.nutrition.org.uk.
 
1. Tetap terhidrasi dengan baik. Minumlah banyak air saat waktu sahur dan saat berbuka puasa. Ingatlah bahwa selama kehamilan, jumlah cairan yang Anda butuhkan bertambah satu atau dua gelas sehari.
 
2. Sahurlah dengan makanan yang memiliki kadar air tinggi seperti buah-buahan, sayuran, sup, semur, dan bubur.
 
3. Hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan asin, terutama saat Anda melakukan sahur di pagi hari karena hal ini dapat membuat Anda merasa lebih cepat haus.
 
4. Konsumsilah jenis makanan kaya energi selama sahur. Juga cobalah untuk makan makanan yang melepaskan energi secara perlahan (makanan dengan indeks glikemik rendah) seperti pasta gandum, roti gandum, sereal berbasis gandum dan bekatul, kacang-kacangan, atau kacang tanpa garam.
 
5. Hindarilah aktifitas yang akan membuat Anda lelah secara fisik saat berpuasa.
 
6. Tidak ada salahnya beristirahat atau tidur sejenak di siang hari saat berpuasa, atau sesaat setelah sahur sebelum melanjutkan aktifitas harian.
 
7. Jangan ragu untuk membatalkan puasa jika Anda merasa lemas atau tidak sanggup.
 
8. Pastikan Anda mengonsumsi suplemen, seperti asam folat dan vitamin D yang diresepkan dokter, dan konsumsi makanan seimbang yang sehat selama bulan Ramadan.
 
9. Berbuka puasalah dengan makanan yang sehat termasuk di antaranya mengandung protein dan serat.
 
Segeralah menghubungi dokter kandungan Anda jika merasakan salah satu dari kondisi berikut ini selama menjalankan puasa:
 

1. Anda tidak mengalami penambahan berat badan yang cukup sesuai dengan usia kehamilan dan justru mengalami penurunan berat badan.
 
2. Anda merasa sangat haus atau buang air kecil lebih sedikit dari biasanya (kurang dari 3-4 kali sehari) yang disertai warna gelap pada urine. Ini adalah tanda-tanda dehidrasi yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) ataupun komplikasi lainnya.
 
3. Sakit kepala atau keluhan lainnya, atau demam.
 
4. Mual atau muntah.
 
5. Anda merasakan ada perubahan pada gerakan janin Anda dibandingkan saat tidak berpuasa, misalnya bayi justru tidak banyak bergerak atau menendang.
 
6. Anda merasakan nyeri seperti kontraksi yang bisa menjadi tanda persalinan prematur.
 
7. Merasa pusing, pingsan, lemah, bingung, atau lelah, bahkan setelah Anda beristirahat dengan baik. Segeralah membatalkan puasa dengan minuman manis untuk menggantikan gula dan cairan yang hilang, serta konsumsi camilan asin atau larutan rehidrasi oral (cairan yang mengandung elektrolit) untuk menggantikan garam dan cairan yang hilang akibat dehidrasi ringan.
 

PRISMA SOERATNO

Baca juga:
Aman Berpuasa Saat Hamil
Usia Tepat Anak Berpuasa
8 Fakta tentang Kurma



 

 



Artikel Rekomendasi