10 Kesalahan Pemberian Makan pada Anak

 

Foto: shutterstock


Anak menutup mulut, pemilih makanan, tidak suka sayur, hanya mau yang manis-manis, adalah dampak buruk dari cara pemberian makan yang salah saat bayi.
 
Kesalahan-kesalahan ini - seperti dilansir parents.com - sering dilakukan oleh orang tua:
 
1. Memberi contoh buruk. Kalau ingin anak makan dengan baik, orang tua harus memberi contoh yang baik; menikmati berbagai jenis makanan dan variasi gizi. Orang tua yang pilih-pilih makanan, tidak suka sayur dan tidak menemani anak saat makan, akan menghasilkan anak yang sulit makan.

2. Memberi banyak tekanan. Dimulai sejak pemberian MPASI pertama, bunda sudah memberikan suapan sesendok penuh ke dalam mulut bayi. Padahal bayi baru mulai belajar makan. Kalau bayi mengeluarkan makanannya dari mulut, Anda menyerah. Padahal bayi butuh waktu untuk belajar tekstur makanan. Suapkan seujung sendok bubur, biarkan bayi memahami makanan yang ada di mulutnya. Ia juga baru mulai belajar menelan makanan padat, tentu tidak serta merta bisa menelan bubur.

3. Mengalihkan proses belajar. Saat anak sedang belajar makan sayur, Anda menawarinya kukis. Ini merupakan salah satu bentuk tekanan pada proses belajar makan. Ini membuat anak tidak suka sayur, dan belajar bahwa makanan manis itu lebih penting dari pada menu makan yang sehat.

4. Orang tua mudah menyerah pada makanan baru. Anda begitu senang ketika anak suka makan sosis atau nugget. Ketika diperkenalkan dengan makanan baru dan anak menolak, Anda langsung menyerah dan memberinya sosis lagi, nugget lagi.

Anak senang menonton apa yang Anda lakukan, termasuk saat Anda makan. Anak memerhatikan apa yang Anda makan, dan ingin ikut mencicipi makanan Anda. Letakkan sedikit sayur di piring anak, biarkan anak ikut merasakan apa yang Anda makan. Jangan berharap anak langsung suka, mungkin dia memasukkan dan mengeluarkan makanan ke dalam multu.

5. Memasak sesuai permintaan. Orang tua mudah terjebak untuk menyiapkan makanan yang berbeda. Ini menguras tenaga dan buang waktu. BIla anak masih bayi, ia memang masih harus makan MPASI. Tetapi di usia 2 tahun, anak sudah bisa makan makanan keluarga, kecuali pedas. Memberikan makanan khusus tidak membuat anak memiliki kebiasaan makan yang baik.

6. Memberikan porsi besar. Kita senang kalau anak bisa menghabiskan porsi yang kita siapkan. Kita lupa bahwa ukuran lambung anak tidak sebesar lambung kita. Memberikan makanan dalam porsi besar, juga merupakan bentuk tekanan pada proses makan.

7. Minuman kemasan dan camilan berlebihan. Jus buah dalam kemasan dan camilan diberikan sepanjang hari. Tak heran bila anak sulit makan makanan utama yang seharusnya memiliki kandungan gizi yang dia perlukan. Camilan berguna untuk memberi tambahan energi di antara waktu makan utama. Tidak untuk menjaga agar perut anak selalu  kenyang.

8. Terlalu mementingkan kebersihan. Rasa makanan, hanya satu hal yang dipelajari anak saat makan. Hal lainnya adalah mendapat pengalaman multi inderawi; meremas, mengamati dan membaui aromanya. Anak yang diizinkan melakukan eksplorasi pada makanannya, akan makan dengan lebih baik dibanding anak yang tidak punya kesempatan karena Anda takut kotor. Jangan dulu berikan sendok pada anak, tapi biarkan dia merasai makanannya dengan jari dan telapak tangannya.

9. Mengabaikan alam. Tidak semua orang mau menyukai makanan. Ada yang tidak menyukai rasa ekstrem seperti pahit dan asam. Rasa pahit adalah rasa yang paling sulit diterima oleh lidah anak karena memang lidahnya sangat peka terhadap rasa ini. Di usia prasekolah, anak-anak biasa mengalami neophobia – takut pada hal baru – termasuk makanan baru. Kalau anak rewel saat diperkenalkan dengan makanan baru, itu wajar. Anda tidak perlu menjejalkannya ke dalam mulut anak. Biarkan dia mencoba sedikit dan memutuskan untuk menolak. Sejalan dengan perkembangan usianya, cita rasanya akan berubah bila Anda tidak gampang menyerah, dan mencoba mengulangi lagi beberapa bulan kemudian.

10. Terlalu banyak ketakutan. Takut anak kurang makan, takut anak kurus, takut anak kurang gizi. Kemampuan anak untuk menghabiskan porsi makannya sangat tergantung usia. Semakin bertambah umurnya, kemampuan anak untuk menghabiskan porsi makannya juga bertambah. Temukan panduan pemberian makan yang tepat untuk bayi, batita, dan balita supaya Anda tidak terus ketakutan. Memaksakan porsi makan pada anak tidak membuat anak mau makan. (IR)

 
 
 
 
 

 



Artikel Rekomendasi