5 Fakta tentang Vaksin Sinovac Menurut Dr. Reisa Broto Asmoro

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Vaksin Sinovac telah tiba di Indonesia pada Minggu 6 Desember 2020. Namun sepertinya vaksin ini tidak akan serta merta disuntikkan kepada masyarakat. Ada prosedur yang harus dilaksanakan oleh pemerintah sebelum vaksin untuk menekan penyebaran Covid-19 tersebut digunakan. 

Simak penjelasan juru bicara tingkat pusat vaksinasi Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro saat wawancara dengan Ayahbunda, 21 Desember 2020. 

1. Jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia
"Dari Kementerian Kesehatan memang sudah mengizinkan ada enam vaksin yang akan diberikan di Indonesia. Tetapi saat ini kita masih menunggu hasil kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah dengan negara-negara produsen vaksin," kata dr. Reisa. 

2. Vaksin harus diuji klinik terlebih dahulu
Vaksin Sinovac yang sudah tiba di Tanah Air sejak awal Desember lalu merupakan hasil dari pengiriman tahap awal. Menurut Reisa, langkah ini dilakukan sesuai dengan prosedur kerja sama dan agar vaksin tersebut dapat diuji klinis terlebih dahulu. 

"Kita sudah melakukan pengiriman dan pembelian tahap awal, kemudian tetap dilanjutkan dengan persyaratan uji klinik tahap 3 yang harus diselesaikan terlebih dahulu," kata Reisa.

Apabila uji klinik sudah selesai, kata Reisa, akan ada peninjauan dari BPOM untuk mengevaluasi perihal keamanan, khasiat, dan mutu vaksin. Jika semua berjalan dengan baik, BPOM akan mengeluarkan izin edar darurat yang akan membuat vaksin boleh digunakan dan diproduksi lagi.

3. Belum dapat dipastikan kapan vaksin disebarluaskan kepada masyarakat
Diperkirakan vaksin Sinovac akan selesai diuji coba pada awal 2021. Namun menurut Reisa, setelah itu juga masih harus melalui pengujian berlapis. 

"Kalau ditanya kapan, belum tahu pasti. Namun sudah ada prediksinya, yang nanti BPOM sendiri yang akan menjelaskan bagaimana nanti dan tahapannya apa saja. Nanti baru juru bicaranya BPOM yang boleh menjelaskan," kata Reisa. 

4. Kelompok yang divaksin terlebih dahulu
"Tentunya yang potensi terkena penyakit ini lebih tinggi. Misalnya tenaga medis, orang-orang yang pekerjaannya berisiko tinggi, TNI Polri, jadi orang-orang yang bekerja kepada masyarakat langsung. Tetapi detailnya masih dikembangkan lagi," kata Reisa. 

Selain itu, kelompok usia yang akan memeroleh vaksin Sinovac terlebih dahulu yakni usia 18 hingga 59 tahun. Ini karena pengujian vaksin dilakukan pada rentang usia produktif. Sedangkan untuk kelompok usia anak dan lansia, BPOM masih perlu melakukan uji coba. 

Meski kelompok usia anak dan lansia belum akan mendapat vaksin, diharapkan mereka tetap dapat terlindungi dari skema herd immunity, yaitu kekebalan kelompok. 

"Tapi kita harapkan bahwa dengan adanya vaksinasi secara massal pada usia produktif, itu bisa melindungi usia-usia lainnya. Karena ada yang namanya herd immunity atau kekebalan kelompok, sehingga orang-orang yang belum divaksin akan tetap terlindungi," kata Reisa. 

"Maka itu, di satu area minimal 80 persen harus mendapatkan vaksinasi, supaya kekebalannya muncul," tambahnya. 

5. Vaksin akan diberikan gratis
"Sebenarnya awalnya dipersiapkan vaksinasi jalur mandiri, tetapi kemudian presiden menekan semuanya untuk bisa bekerja seoptimal mungkin supaya semua bisa dapat gratis. Tidak ada syarat, syaratnya tentu hanya terkait pemberian vaksin, yaitu di usia produktif, tidak ada gangguan penyakit seperti autoimun," kata Reisa. 


ALI


 

 


Topic

#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome #vaksin #vaksincovid19 #sinovac



Artikel Rekomendasi