Benarkah Micin Bahaya bagi Otak dan Tubuh? Dokter Ahli Gizi Menjawab

 

Ilustrasi MSG. Foto: Freepik
Setiap kali mendengar kata 'micin', umumnya masyarakat kita akan langsung berpikiran negatif. Micin atau vetsin sering dituding sebagai penyebab gangguan kecerdasan otak hingga masalah kesehatan pada tubuh seperti kanker. Namun benarkah faktanya demikian?

Sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui apakah sebenarnya micin itu? Micin merupakan istilah informal untuk monosodium glutamat atau MSG, yaitu bahan tambahan makanan berbentuk kristal putih yang digunakan sebagai penguat rasa. Bubuk kristal micin dihasilkan dari proses fermentasi tepung yang pengolahannya mirip seperti membuat cuka, minuman anggur (wine) atau pun yogurt.

Secara kimia, micin mengandung 78 persen asam glutamat dan 22 persen sodium dan air. Asam glutamat yang terkandung dalam micin tidak memiliki perbedaan dengan asam glutamat yang ada dalam tubuh manusia dan dalam bahan-bahan makanan alami seperti keju, ekstrak kacang kedelai, dan tomat. 

Terkait asumsi negatif terhadap micin, produsen MSG PT Sasa Inti merasa perlu melakukan edukasi kepada masyarakat untuk memberikan informasi yang benar dan akurat tentang micin. 

Dalam penyampaian edukasi itu, PT Sasa Inti bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) menggelar konferensi pers bertajuk 'Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya bagi Kesehatan' di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 5 Februari 2020. 

Baca juga: Apakah Efek MSG untuk ASI?

Menjawab pertanyaan apakah penggunaan micin dapat serta-merta memberikan efek buruk pada otak dan tubuh, Ketua Umum PDGKI Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK(K) menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi micin selama porsinya tepat. Micin tidak berbahaya untuk kesehatan tubuh jika bijak menggunakannya dalam makanan.

 
Konferensi Pers Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan

"Penggunaan bumbu penyedap rasa tidak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak, yang artinya bahan penyedap rasa itu digunakan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan," kata Prof. Nurpudji. 

Berapakah porsi 'bijak' penggunaan micin yang dimaksud Prof. Pudji? Jawabannya yaitu 10 miligram per kilogram berat badan. Contohnya begini, jika seseorang memiliki berat badan 60 kilogram, maka ia dapat mengonsumsi MSG 6 gram atau setara satu sendok teh per hari. 

Prof. Pudji juga menambahkan takaran micin untuk anak dan dewasa hampir sama. Ini mengacu pada porsi seperti yang dijelaskan di atas, yaitu 10 miligram per kilogram berat badan. Jadi misalnya anak memiliki berat badan 10kg, maka porsi micin yang dibolehkan untuknya adalah 1 gram atau sekitar 1/4 sendok teh. 

MSG hampir ada di setiap makanan yang dijajakan oleh pedagang street food dan makanan  kemasan. Maka itu, kadar micin yang terkandung di jajanan juga perlu diperhatikan. Rumus 10 miligram per kilogram berat badan tetap berlaku. Di sini, Bundalah yang perlu mengira-ngira apakah si kecil berlebih asupan MSG atau tidak.

Pada intinya, mengonsumsi micin itu tidak berbahaya selama dalam porsi yang bijak atau tidak berlebihan. Jika menyebut bahaya atau tidaknya, Prof Pudji menjelaskan, sebenarnya bukan hanya micin, konsumsi apa pun yang berlebihan tentu dapat memberikan efek buruk bagi tubuh. 

Alika Rukhan

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

5 zat aditif yang harus dihindari

Minuman bersoda atau makanan cepat saji disukai anak-anak. Sayangnya makanan dan minuman itu penuh zat aditif yang tidak baik untuk kesehatan. Berikut, lima zat aditif yang perlu dihindari keluarga An... read more

post4

Fakta Tentang MSG

Badan Penagwas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 1995 menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh. ... read more