Perubahan Pola Tidur Anak di Masa Pandemi Covid-19

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada berbagai aspek kehidupan. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. 

Studi yang dilakukan oleh Dr. Zhijun Liu dari Zunyi Medical University menemukan bahwa pola tidur anak mengalami perubahan di masa pandemi Covid-19. Sebagian anak mendapatkan waktu tidur yang lebih lama di masa pandemi Covid-19. 

Hal ini karena ketiadaan sekolah tatap muka memungkinkan anak-anak untuk bangun tidur lebih siang. Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Sleep Research pada Juli 2020 dan melibatkan 1.619 anak usia 4, 5, dan 6 tahun di kota Guizhou itu disebutkan, rata-rata anak-anak tidur 57 menit lebih panjang dibandingkan dengan kelompok serupa pada tahun 2018.

Dalam penelitian di China, para peneliti berspekulasi bahwa selama periode di rumah saja, jadwal kegiatan sehari-hari menjadi lebih fleksibel. Hal ini membuat perhatian dan daya tanggap orang tua pada anak menjadi meningkat. Beban sekolah anak yang berkurang juga telah membantu tingkat stres menjadi lebih rendah. 

"Di sini di China, sebagian besar keluarga menjalani hari-hari di rumah saja untuk mengatasi pandemi, yang berarti aktivitas di luar ruangan jauh lebih sedikit, komunikasi interpersonal tatap muka lebih sedikit dan bahkan lebih sedikit sinar matahari daripada biasanya," kata Dr. Zhujin.

"Baik orang tua maupun anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan perangkat elektronik dan lebih sedikit waktu untuk bergerak (di luar rumah)," lanjutnya. 

Sementara itu, dalam laporan New York Times, Dr. Judith Owens - spesialis gangguan tidur di Boston Children's Hospital mengatakan, dalam populasi pasiennya yang mencakup banyak anak dengan gangguan perkembangan saraf, dia melihat efek positif dan negatif dari perubahan pola tidur selama pandemi. Menurut Dr. Judith, anak-anak bisa tidur lebih banyak seiring dengan ritme sirkadian mereka. 

Dr. Judith berasumsi bahwa anak-anak di Amerika sama seperti anak-anak di China, bisa begadang atau tidur lebih larut di masa pandemi. Tetapi pola tersebut membuat mereka menjadi tidur lebih banyak dan lebih nyenyak dibandingkan dengan hari-hari dimana mereka harus pergi ke sekolah.

"Seperti anak-anak prasekolah di China, mereka begadang dan tidur lebih larut - sering kali lebih lama - tetapi mereka mungkin akan mendapatkan tidur yang lebih lama dan lebih banyak," kata Dr. Judith. 

Bagi anak-anak, tidur bukan hanya tentang mengistirahatkan badan, tetapi memiliki kaitan dengan mulai dari aspek kesehatan mental hingga sistem imun tubuh. Orang tua perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung pola tidur anak menjadi lebih baik maupun lebih buruk.

Pada keluarga yang menerapkan pola makan teratur, suasana rumah yang harmonis, dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, dilaporkan mengalami gangguan tidur yang lebih rendah. Sedangkan pada anak-anak yang memiliki waktu lebih banyak untuk menggunakan gadget dan berbagi tempat tidur, dilaporkan mengalami gangguan tidur yang lebih tinggi. 

Dr. Adiaha Spinks-Franklin, seorang dokter anak perkembangan perilaku di Rumah Sakit Anak Texas, menyebutkan bahwa gadget adalah musuh tidur nomor 1. Gadget juga sering menjadi masalah besar bagi banyak pasiennya. Dr. Adiaha menekankan perlunya waktu minimal satu jam untuk bebas dari layar sebelum tidur. "Dibutuhkan satu jam bagi otak untuk menenangkan 'diri'," katanya.


ALI

 

 



Artikel Rekomendasi