5 Langkah Memperbaiki Kesehatan Finansial di masa Pandemi

 


Selain isu terkait kesehatan, bagi kebanyakan orang isu seputar finansial menjadi salah satu faktor yang memicu stres di masa-masa sulit seperti sekarang.

Menurut American Psychological Association, 64% orang Amerika mengatakan uang adalah sumber stres yang signifikan dalam hidup mereka, dan 52% lainnya melaporkan bahwa mereka mengalami dampak keuangan yang negatif akibat pandemi.

Tahun baru sering digunakan sebagai momentum yang tepat untuk mengkaji ulang pengeluaran keuangan. Kesehatan finansial bukan hanya sekadar penghasilan tahunan ataupun jumlah di rekening bank Anda, tetapi menyangkut emosi internal terhadap uang dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik Anda.

Terapis sekaligus anggota dewan dari Asosiasi Terapi Keuangan Amerika Serikat, Nathan Astle, memaparkan tiga komponen dalam kesehatan finansial, pertama, literasi keuangan yaitu pengetahuan tentang keuangan. Kedua, Perilaku finansial mencakup pengambilan keputusan tentang cara Anda membelanjakan dan menghemat uang, dan ketiga Emosi internal terhadap uang melibatkan perasaan atau pemikiran Anda tentang membelanjakan uang.

Berikut adalah 5 langkah yang dapat membantu Bunda untuk memperbaiki kesehatan finansial di masa pandemi.

Tekan tombol reset
Menurut sebuah studi dari Laurel Road, 52% generasi milenial dan Gen Z menyesali cara mereka menangani keuangan di tahun 2020.
Saat memulai tahun baru, berikan kesempatan pada diri Anda untuk memulai lembaran yang baru, dengan mengatur ulang rencana keuangan keluarga. Jika Bunda kebobolan dalam pengaturan keuangan tahun lalu, jadikan pembelajaran agar Anda tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang sama.

Praktik mindfulness
Menurut psikolog dan psikoterapis, Corrine Sweet, mindfulness adalah mengenai keberadaan diri kita yang sepenuhnya untuk saat ini. Mengenai menyadari detik ini, bagaimana perasaan kita, apa yang kita pikirkan apa yang kita inginkan, tanpa kritik dan penilaian. Sehingga kita bisa menyadari dan merasakan apa yang terjadi di tubuh dan lingkungan sekitar kita.

Sebelum Bunda meninjau kembali keuangan keluarga dan mendiskusikannya dengan pasangan, Astle menyarankan untuk berlatih hadir di ruangan itu terlebih dahulu. Misalnya, lihat sekeliling Anda - warna ruangan, tempat Anda duduk, dan banyak lagi.

"Kemudian Anda akan melihat emosi Anda lebih mudah dan dapat mendekati emosi itu dengan bagian pengambilan keputusan rasional yang baik dari otak Anda, yang akan membantu Anda terhubung dengan pasangan Anda," kata Astle.

 

Membuat anggaran
Luangkan waktu untuk mencatat pendapatan dan pengeluaran Anda.
Gunakan aturan 50/30/20 untuk penganggaran:


- 50 persen digunakan untuk biaya tetap seperti sewa, utilitas, dan pembayaran mobil.
30 persen digunakan untuk pengeluaran fleksibel seperti biaya variabel untuk bahan makanan, hiburan, atau belanja.
20 persen digunakan untuk tujuan finansial seperti membangun dana darurat, membayar hutang kartu kredit, dan menabung untuk masa pensiun.  

Tetapkan tujuan tabungan yang realistis
Hitung persentase dari pendapatan Anda yang dapat di sisihkan untuk ditabung, jadikan anggaran dana yang telah dibuat sebelumnya sebagai panduan.

Jangan terlalu memaksakan untuk menabung dengan jumlah nominal yang terlalu besar, yang penting Bunda dan Ayah bisa menabung secara konsisten sesuai angka yang telah ditetapkan.

Bicarakan kesulitan pada support system
Bagi sebagian orang membicarakan  kesulitan keuangan dianggap tabu dan tidak nyaman. Sebaliknya, Astle justru mengatakan bahwa mendiskusikannya dengan keluarga ataupun kerabat yang Anda percaya merupakan salah satu cara menuju finansial yang sehat.
Kesulitan keuangan menempatkan Bunda dalam tekanan mental, sehingga bicara dengan orang terdekat untuk bertukar pikiran bisa membantu Anda untuk menemukan jalan keluar sekaligus meredakan stres. Jadi jangan memendam permasalahan ini sendiri ya, Bun.

Baca juga:

Solusi masalah keuangan di masa pandemi: hindari utang, mulai berdagang
Di rumah saja, kok pengeluaran malah bertambah?
Jika suami menyembunyikan gajinya

Debbyani Nurinda

 



Artikel Rekomendasi