2 Perkataan Orang Tua yang Bisa Membunuh Rasa Percaya Diri Anak

 

Foto: Ilustrasi. Pixabay
Anak belajar dari perilaku dan perkataan orang tua. Ungkapan yang orang tua gunakan ketika berbicara kepada anak, dapat memengaruhi rasa percaya diri dan cara pandangnya terhadap kesuksesan maupun kegagalan dalam hidup.  

Dalam buku 13 Things Mentally Strong People Don't Do, psikoterapis Amy Morin dari Northeastern University, seperti dikutip dari CNBC menjelaskan agar orang tua menghindari mengatakan beberapa kalimat berbahaya pada anak. 

Karena, sejumlah frasa tersebut dapat menyebabkan anak tumbuh dengan mentalitas korban - yang pada akhirnya membuat mereka yakin tidak bisa berhasil. 

Kalimat berbahaya itu di antaranya... 

"Kita ini tidak mampu"
Kalimat ini mungkin diucapkan orang tua ketika anak memiliki keinginan besar yang sepertinya sulit dipenuhi. Misalnya anak meminta sesuatu yang membutuhkan biaya besar. 

Alih-alih mengatakan 'kita tidak bisa' atau 'Ibu tidak mungkin mampu untuk itu', Amy menyarankan supaya orang tua tidak memperlihatkan kepada anak bahwa mereka terhalang meraih sesuatu karena hambatan uang. 

Sebaliknya, tunjukkan kepada anak-anak bahwa Anda memiliki kendali atas keuangan Anda. Bunda bisa mengatakan, misalnya, “Impian saya adalah membeli rumah besar untuk kita suatu hari nanti. Tetapi karena kita tidak memiliki sarana keuangan saat ini, saya akan mengambil beberapa kelas online sehingga saya dapat mengembangkan keterampilan saya di tempat kerja dan mendapatkan kenaikan gaji."

Atau, Anda dapat mempertimbangkan untuk menyiapkan celengan uang saku sehingga anak dapat ikut menabung. Dengan begitu, anak jadi terlibat dalam upaya mewujudkan keinginannya. 

Ketika orangtua membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan finansial, mereka akan tumbuh dengan pemahaman bahwa jika mereka menginginkan sesuatu yang mereka tidak mampu, itu hanya masalah menyesuaikan prioritas.

"Kamu membuatku sangat marah"
Penting bagi orang tua untuk mengendalikan emosi setiap berhadapan dengan anak. Jangan buru-buru marah jika melihat anak berbuat sesuatu yang menurut Anda salah, terlebih mengatakan padanya: "Kamu sangat membuatku marah". 

Sebaliknya, respons yang disarankan adalah katakan pada anak: "Bunda enggak suka kamu begitu", kemudian jelaskan alasannya. 

Anak perlu belajar untuk memahami bagaimana perilaku mereka dapat memengaruhi orang lain. Ini akan mendorong mereka lebih menyadari perasaan orang lain, bukan hanya perasaan mereka sendiri.

Selain itu, dengan tetap tenang, secara tidak langsung Anda mengajarkan pada anak bahwa kita semua memiliki kemampuan untuk mengendalikan perasaan kita sendiri, dan tergantung kepada kita bagaimana mengelolanya dengan cara yang sehat.

Anda tentu tidak ingin anak tumbuh dengan berpikir bahwa boleh-boleh saja menyalahkan orang lain atas perasaan mereka.

Bagaimana jika sudah keceplosan? Amy menyadari bahwa kita adalah manusia yang mungkin saja berbuat di luar kendali pikiran. Jika pada akhirnya Anda mengatakan sesuatu pada anak yang kemudian Anda sesali, segeralah meminta maaf pada anak. "Bunda minta maaf karena hilang kesabaran. Lain kali, Bunda akan belajar lebih tenang."

(Alika Rukhan)

 

 



Artikel Rekomendasi