Bantu Ubah Sampah Jadi Bisnis

 

Para pelaku usaha bicara cara menerapkan ekonomi sirkular


Penerapan ekonomi sirkular bisa memiliki potensi dan keuntungan besar bagi UMKM. Hal inilah yang dibahas pada konferensi Panel 1 bertajuk “Potensi Usaha Kecil Bangun Ekonomi Sirkular” pada Indonesian Women’s Forum 2023 hari Rabu, 13 Desember 2023 di The Hall, Senayan City, bersama para pelaku usaha yang menerapkan ekonomi sirkular.

Ketika membicarakan ekonomi sirkular, kita sering membahas pengelolaan sampah. Dalam konferensi ini, Wilda Yanti, CEO PT. XAVIERA GLOBAL SYNERGY, menyampaikan bahwa visi dan misi perusahaannya berangkat dari keprihatinan terhadap masalah sampah dan perilaku di masyarakat. “Saat ini masyarakat kita sering dibilang tidak peduli dengan pengelolaan sampah. Faktanya, mereka bukannya tidak peduli, melainkan tidak tahu caranya. Padahal, investasi terbesar di pengelolaan sampah tidak hanya teknologi, tetapi juga edukasi,” kata Wilda. 

Wilda juga menambahkan bahwa sejak kecil, kita sering melihat tulisan “Buanglah sampah pada tempatnya”, tetapi tidak dibiasakan untuk membedakan tempah sampah sesuai dengan jenis sampahnya, misalnya sampah kertas atau sampah logam. Untungnya, Wilda melihat edukasi terkait pengelolaan sampah terus berkembang dan budaya masyarakat yang peduli dengan lingkungan hidup terus bertumbuh. 

Tidak itu saja, dengan membuka lapangan kerja terkait ekonomi sirkular, Wilda melihat bahwa kita bisa menyelamatkan rantai kemiskinan yang ada di lingkungan. Inilah harapan Wilda yang paling besar dan ia mencoba membuktikan hal itu dengan gerakan ekonomi yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan perusahaannya. 
 

 

Kurniati Rachel Sugihrehardja, Founder Popsiklus, mengolah limbah kotak susu jadi tas unik
 

Sejalan dengan Wilda, ada Kurniati Rachel Sugihrehardja, Founder Popsiklus, yang juga mencoba mengubah limbah yang tidak bernilai menjadi emas. “Usaha kami yang sedang berjalan saat ini adalah produk artisanal. Tepatnya mengelola sisa konsumsi karton multilayer,” kata Kurniati yang akrab disapa Nia. 

Nia mencoba menularkan skill dalam membuat sesuatu dari ujung ke ujung, yaitu dari awal hingga produk artisanal tersebut jadi. Tujuannya agar ia bisa melahirkan artisan yang baru dan prinsip berkelanjutan bisa berputar. 

Di samping Popsiklus, Tobatenun juga mementingkan artisan. “Kami bekerja sama dengan 240 mitra, yang merupakan mitra penenun. Kita mau menerapkan ekosistem yang sehat, berbekal latar belakang pendidikan dan pengetahuan kita. Dengan begitu, mereka bisa menjadi mandiri dan menjadi UKM yang menerapkan nilai-nilai ekonomi berkelanjutan”, kata Kerri na Basaria, Founder & CEO of Tobatenun. 

Ketika para penenun datang sebagai mitra, Tobatenun mengharuskan mereka untuk menggunakan bahan dan pewarna alami. Pertama-tama hal ini memang terasa sulit bagi para penenun yang sebelumnya menggunakan pewarna sintetis. Alasannya karena cara mereka menenun menjadi berbeda. Namun, setelah menggunakan pewarna alami, para penenun merasakan keuntungan, contohnya benang menjadi tidak mudah putus. 

Selain itu, Tobatenun juga memperlakukan penenun sebagai artisan, bukan sekadar buruh tenun. Mereka menerapkan upah yang lebih baik bagi para penenun, yaitu di atas rata-rata upah artisan. Hal ini membantu para penenun untuk tidak terbelenggu dengan para pengepul.

 

Destry Anna Sari, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM RI

Ketiga pelaku usaha ini menunjukkan bahwa ekonomi sirkular memiliki nilai bisnis dan potensi yang besar di Indonesia. “Ekonomi sirkular merupakan sesuatu yang mulia. Contohnya bisnis ketiga pembicara ini yang bisa mendatangkan kesejahteraan. Namun, hal ini adalah proses yang tidak bisa dilakukan sendiri. Pemerintah adalah regulator yang memfasilitasi kebutuhan warga negaranya. Melalui Kementerian Koperasi dan UKM serta kementerian terkait, pemerintah membangun satu data untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan terkait ekonomi sirkular,” kata Destry Anna Sari, Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM RI, terkait sudut pandang ekonomi sirkular.

Baca Juga:
Kebersihan Bermula dari Keranjang Sampah
Begini Acara Indonesian Women's Forum 2023: Aksi Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan
Indonesian Women's Forum 2023: Menggagas Kota Berkelanjutan Mewujudkan Smart Living untuk Generasi Mendatang

 


Topic

#iwf2023 #sustainableliving #gayahidupberkelanjutan



Artikel Rekomendasi