Anak Belajar Persaingan Sehat

 

Anak perlu paham bedanya menang secara sportif dan menang karena curang. Sehingga perlu ditanamkan persaingan secara sehat

Dalam permainan, anak mengenal persaingan. Lihat saja saat ia bermain bersama Anda, pasti ada keinginan mengalahkan Anda. Misalnya, saat bermain kartu atau ular tangga. Tak bisa dihindari, persaingan ada di sekitar anak. Masalahnya, bagaimana anak bersaing secara sehat dan tak fokus pada persaingan semata-mata?

Sejak mulai kenal aturan permainan, anak 5 tahun mulai tahu bahwa menang-kalah adalah bagian dari permainan. Buruknya, seringkali ia lebih terobsesi mengalahkan lawan daripada menikmati permainan. Tampaknya Anda perlu mengajarkan perbedaan antara menang secara sportif dan menang karena curang.

Menjadi pemenang yang sportif dan kalah dengan terhormat, perlu Anda ajarkan. Namun yang penting, anak paham bermain dengan baik lebih asyik dari sekadar menang.

Anda bisa mendorong anak lebih menikmati permainan saat bermain dengan teman-temannya. Jika Anda tak bersamanya, biasakan mengajukan pertanyaan pada permainannya, bukan pada hasil siapa menang atau siapa  kalah.

Anda juga bisa membaca situasi permainan anak-anak. Saat aturan permainan berubah-ubah terus dan beberapa anak curang, sedangkan yang lain tak lagi mau bermain. Tampaknya, Anda perlu ikut campur dan mendorong agar permainan dihentikan. Beri alternatif permainan yang memungkinkan setiap orang menang, seperti bermain puzzle.

Jika anak terlalu fokus pada urusan menang, bisa jadi ia mulai melihat dirinya berdasarkan berapa banyak kemenangan yang dia dapatkan. Hal ini tentu tidak sehat. Meski  dia sering menang, bisa jadi anak masih merasa tidak puas, dan  masih ingin menang dan menang lagi. Bukan tidak mungkin, ia terlalu fokus pada kompetisi dan menghindari kekalahan.

Memang betul, di masa kini persaingan semakin ketat, namun bukankah orang tua berharap anaknya tampil sebagai pemenang yang sportif? Tanyakan pada si 5 tahun, apakah jika harus kalah, ia akan kehilangan teman baiknya atau kecewa setengah mati karena takut kehilangan semua temannya? Ataukah dia meniru kakak atau temannya  yang tampak oke  di matanya? Bermacam  hal perlu Anda gali dari anak sebelum menjelaskan padanya mengapa bersikap sportif sangat penting.

 



Artikel Rekomendasi