Bila Balita Agresif Bermain

 

Kadang-kadang anak memilih bermain menggunakan senjata atau pistol mainan yang sesekali diarahkan pada orang lain. Ada orang tua yang tidak memberikan mainan ini karena khawatir anak tumbuh menjadi individu yang agresif dan selalu ingin berkelahi. Padahal menurut beberapa studi, berpura-pura agresif, tidak sama dengan menjadi agresif.

Permainan agresif seperti bergulat atau berkelahi dan menembak, merupakan bagian dari belajar memahami dunia orang dewasa. Berkelahi dengan sungguh-sungguh merupakan hal yang berbeda dengan pura-pura berkelahi. Jika Anda bingung, apakah balita sedang berpura-pura agresif atau agresif sungguhan, amati saja ekspresi wajah balita. Misalnya, saat anak menodongkan pedangnya ke arah pengasuh atau kucing di rumah dengan wajah tertawa-tawa dan tidak menusukkan pedangnya dengan kuat, berarti dia hanya berpura-pura melakukannya.

Jika tujuannya menyakiti orang lain, berarti ia mempunyai tujuan negatif. Adakalanya anak bermaksud pura-pura, tetapi karena belum mampu mengira-ngira kekuatan gerakannya, bisa saja secara tidak sengaja ia menyakiti orang lain. Dalam hal ini orang tua perlu memberi masukan bahwa gerakan yang ia lakukan terlampau kuat sehingga orang lain kesakitan. Penelitian membuktikan, anak yang sudah terampil berbicara dapat menjelaskan ketika ia ditanya mengenai tindakannya tersebut.

Bila Anda tidak yakin dengan efek positif mainan yang dipilih anak, misalnya pedang atau pistol, Anda tak perlu membelikannya. Tetapi, Anda perlu berhati-hati menjelaskan pada anak, mengapa tidak mengijinkannya memilih mainan itu. Bila Anda berniat membelikan pistol mainan dengan peluru karet yang dapat menempel pada sasaran, jelaskan pada anak cara memainkannya. Meski mainan itu aman, tekankan bahwa sasarannya bukan manusia atau makhluk lain.

 



Artikel Rekomendasi