Si 3 Tahun: Suka Bertanya

 

"Bu, mengapa ikan yang di akuarium itu cara berenangnya lain dengan yang di sana?” tanya Reno saat sedang mengunjungi Sea World. Ibunya menjawab sebisanya. “Tapi, Bu, bentuknya, kan, sama! Kok, bisa beda begitu?” Reno mengejar lebih lanjut. Ibunya mulai mengernyitkan dahi, sambil mencari-cari informasi dari papan yang terpampang di bawah akuarium. “Bu, kalau begitu, ….”. Ibu muda itu langsung mengajak Reno beranjak dari situ agar perhatiannya beralih, dan berhenti bertanya mengenai hal yang tak dapat dijawabnya.

“Tabungan” pengetahuan. Anak-anak balita sangat ingin tahu tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga haus informasi tentang segala hal, seperti Reno yang penasaran dengan cara berenang ikan beda akuarium yang dilihatnya. Perkembangan otak anak-anak yang telah mencapai puncaknya setelah masa kritis 2 tahun itu, memang baru terlihat efeknya di tahun ke-3 dan 4. Di antaranya adalah rasa ingin tahu yang menggebu-gebu.

Kata tanya “Apa” dan “Mengapa” menjadi bagian penting pemenuhan kebutuhan anak untuk “menabung” kosa kata dan pengetahuan. Pertanyaan bertubi-tubi dari si 3 tahun tentu saja menandakan tumbuh-kembangannya sangat baik. Salah satunya karena ini menunjukkan bahwa ia mulai memahami dunia dan memiliki kebutuhan berkomunikasi.  
Keberadaan Anda, selain menjadi ensiklopedia “hidup”, yang bertugas memberi informasi, juga menjadi obyek “eksperimen”-nya. Bagi si 3 tahun, reaksi orang sekitarnya atas pertanyaan yang diajukan akan menimbulkan rasa penasaran. Seperti, usaha menjawab pertanyaan, mencari informasi atau sekadar mengernyitkan dahi, membuatnya sadar bahwa kata-kata tanyanya memiliki sebuah “kekuatan”.      

Sang penguji.
Untuk si 3 tahun, selain keingintahuan dan ketrampilan bicaranya yang berkembang, menguji kesabaran adalah alasan lain yang berkaitan dengan hobinya mengajukan pertanyaan. Menghadapi ini, orang tua perlu bersikap sabar dan bijak. Tak perlu terlalu serius.

Melalui cara ini, anak sebenarnya menikmati kegiatan mengobrol bersama orang tuanya. Kunci menghadapinya adalah selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Karena, secara ideal Andalah sumber informasi utama.
Tapi kalau Anda tak bisa menjawab salah satu pertanyaannya, Anda dapat mengajaknya bersama-sama mencari tahu melalui buku atau kepada orang lain yang bisa menjawabnya.
 

 



Artikel Rekomendasi