Tepat Dalam Bermain

 

Dengan bermain anak akan mengoptimalkan berbagai potensi: motorik, imajinasi, bicara, berpikir dan keterampilan sosial. Semua manfaat penting itu akan dirasakan oleh buah hati Anda bila tepat dalam bermain. Sehingga manfaat bermain makin maksimal.

Tepat memilih
  • Sesuai  usia anak, dapat dilihat pada label kemasan mainan, biasanya ditulis dalam rentang usia. Misalnya 3 to 5 yrs , agar konsumen mudah mendapatkan mainan yang sesuai usia anak.
  • Aman, dengan kriteria: bebas bahan kimia berbahaya, tidak terlalu kecil sehingga mudah masuk ke dalam mulut anak, kuat dan tidak mudah hancur, mudah dibersihkan, tidak terdapat tali temali yang menjerat leher anak, tidak mengandung lubang yang dapat memerangkap bagian tubuh anak dan tidak tajam.
  • Variatif, tak hanya mainan edukatif. Anak perlu dibiarkan memainkan apa saja yang menarik perhatiannya. Misalnya botol-botol bekas shampo, panci, sendok kayu dan sebagainya, sehingga anak bisa lebih spontan dan kreatif dalam bermain.   
  • Mainan elektronik bukan porsi terbesar karena dapat mengurangi minat balita pada alam dan mengurangi kesempatan bergaul.
Tepat waktu
  • Tidak sedang mengantuk atau sakit, karena di saat ini mereka mudah rewel,  menuntut perhatian lebih dan tidak dapat menikmati permainannya.
  • Rentang perhatian anak usia balita sekitar 5 – 30 menit untuk memainkan satu permainan sebelum beralih ke kegiatan yang lain. Untuk anak yang lebih kecil, rentang ini bisa lebih pendek. Bila anak mulai tampak bosan, tawarkan mainan lain atau kegiatan alternatif.  
Tepat  tempat
  • Bermain di dalam ruang bisa di mana saja, yang penting  aman dari barang pecah belah, kabel listrik, tangga, kolam dan benda tajam.
  • Bayi sampai usia 18 bulan dapat diletakkan di playpen, bassinet  atau boks khusus  bermain untuk menjaga keamanannya jika Anda kadang-kadang harus meninggalkannya.
  • Playground dapat menjadi pilihan untuk mengajak balita bermain di luar ruang.   Periksa lebih dulu sebelum melepas balita bermain. Misalnya, pastikan catnya tidak mengelupas, tidak ada kerusakan pada tali ayunan, atau jungkat-jungkit yang nyaris patah. Pilih sesuai usia anak, karena sarana bermain untuk batita berukuran lebih kecil  dibanding untuk anak yang lebih besar.  
Tepat bimbingan  
  • Jangan menggurui. Misalnya, “O begini, kalau pasir dituang maka roda akan berputar. Kalau tidak, roda pasti berhenti.”  Berbuatlah seolah-olah Anda juga baru  tahu soal itu itu dengan cara coba salah. Misalnya, “Eh, lho kok rodanya berhenti ya kalau pasirnya habis? Kenapa ya? Yuk kita coba lagi!”
  • Peka, kapan perlu berkomentar dan kapan membiarkan anak. Posisikan diri Anda seolah tak paham. Misalnya mobil-mobilan terendam pasir sehingga rodanya tidak bisa berputar, katakan, “Wah rodanya kok berhenti. Kenapa nih? Coba pasirnya kita singkirkan. Nah, gini. Apa yang terjadi?”
  • Biarkan anak bermain dengan caranya sendiri, karena bisa mengasah rasa ingin tahunya.
  • Tak lepas dari pengawasan, bukan berarti selalu intervensi.
  • Bila anak tak mau memainkan mainan baru, jangan cepat menyerah dan berasumsi anak tidak suka mainan itu. Mungkin ia belum berminat dan belum menemukan cara bereksplorasi dengan mainan itu. Simpan dulu dan keluarkan lagi kapan-kapan.   
Tepat melarang
  • Berbuat salah saat bermain, boleh saja. Jangan terlalu banyak melarang. Jatuh misalnya, akan membuat anak lebih berhati-hati.
  • Jika si kecil ingin melakukan sesuatu yang  berbahaya, misalnya lompat dari atas lemari, alihkan ke kegiatan atau permainan lain.  
  • Sabar, saat menemani anak bermain. Beri penjelasan jika balita butuh, dan ajaklah ia berdiskusi sesuai kemampuannya.  
  • Merusak mainan, perlu dilarang. Memperlakukan mainan tidak semestinya, juga perlu ditegur. Tapi, hati-hati menerapkan hukuman. Penerapan yang salah, membuat anak akan mengulangi lagi.
Tepat jumlah  
  • Tidak ada ketentuan tentang jumlah dan jenis mainan, yang penting apakah mainan tersebut dapat dinikmati oleh anak.
  • Semakin muda usia anak, semakin sedikit mainannya. Si 1 - 2 tahun cukup dengan 2 mainan sekali bermain. Jika bosan, ganti dengan mainan atau kegiatan lain.
  • Terlalu banyak mainan setiap kali bermain akan membuat perhatian si kecil terpecah, sehingga tidak fokus terhadap apa yang sedang dimainkannya.
  • Belikan mainan baru jika anak tampak bosan dengan mainannya karena sudah sangat sering dimainkan. Pertanda mainan itu sudah tidak memberinya rangsang yang tepat bagi perkembangannya. Membeli mainan baru boleh saja jika orang tua merasa perlu memberi variasi.
  • Jumlah mainan yang terlalu sedikit kurang memberi kesempatan anak untuk belajar  berbagai hal. Tapi mainan terlalu banyak membuat anak kurang menghargai mainannya.
Variasi dan kreativitas. Mainan edukatif, seperti puzzle, stacking toys atau nesting punya sasaran yang harus dicapai anak saat memainkannya, maka di sini anak perlu pengarahan orang tua. Berhubung sifat  mainan edukatif adalah terstruktur, maka kemampuan anak untuk berkreasi juga terbatas.  Anak pun belum tentu merasa fun saat memainkannya. Jadi, yang terbaik adalah berikan variasi mainan yang edukatif dengan mainan yang spontan. Gunakan imajinasi dan kreativitas dalam bermain, semisal beri anak botol shampo bekas. Anak dapat memencet botol plastik itu untuk mengeluarkan udara di dalamnya, atau mengisinya dengan air sehingga dapat dijadikan ‘pistol’ air.   

 



Artikel Rekomendasi