Waspada Risiko Tinggi Kehamilan!

 

Tidak selamanya kehamilan berjalan mulus dan lancar. Jika dokter menemukan sesuatu yang berpotensi memicu gangguan kesehatan Anda dan janin, ia akan menyampaikan kepada Anda bahwa kehamilan Anda high risk, dan ia wajib segera menanganinya. Tentu dokter juga harus menjelaskan kasus Anda itu secara rinci, mengapa berisiko tinggi, apa penyebabnya dan bagaimana meminimalkan bahayanya. Keterangan yang tidak jelas bisa memicu dampak negatif, seperti Anda jadi paranoid, sehingga stres dan tidak menikmati kehamilan.  Jadi, jangan enggan mengejar informasi ke dokter, Bunda!

Faktor usia. Usia calon ibu sangat signifikan. Jika masih terlalu belia, sekitar 15 tahunan, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa sehingga belum 100% siap hamil. Akibatnya, ibu mungkin mengalami persalinan lama atau gangguan lain, seperti kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat. Angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat lebih tinggi dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-an. Risiko kanker leher rahim pun meningkat. Sedangkan calon ibu yang usianya lebih dari 35 tahun berisiko dengan kondisi kesehatan organ-organ reproduksi yang tidak seprima di usia 20 tahunan. Risikonya berupa keguguran dan melahirkan bayi dengan sindroma down atau kelainan kromosom lainnya.
Gejala: Keguguran ditandai dengan perdarahan selagi hamil. Sedangkan kemungkinan bayi mengalami kelainan kromosom tidak ada gejalanya. Hanya saja, dapat dideteksi melalui tes khusus; USG, tes darah dan tes sampel air ketuban/amniosintesis di awal kehamilan.
Yang dapat dilakukan: Untuk mencegah keguguran, pastikan kehamilan selalu terjaga, kurangi aktivitas berat, konsumsi makanan bernutrisi dan periksakan kandungan secara teratur. Sedangkan untuk bayi dengan kelainan kromosom, jika hasil tes positif, dokter akan melakukan konseling dan menyerahkan keputusan pada Anda untuk kelanjutan kehamilan atau tidak.

Ada riwayat perdarahan dan atau keguguran. Riwayat perdarahan pada kehamilan, baik kehamilan sebelumnya atau saat ini harus diwaspadai, karena perdarahan bisa merupakan tanda awal keguguran atau indikasi kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik). Prosentase keguguran cukup tinggi, 15-40% pada ibu hamil, 60-75% di antaranya sebelum usia kehamilan 12 minggu.
Gejala: Keluarnya bercak darah dari vagina.
Yang bisa dilakukan:
  • Hindari aktivitas berat selama hamil, terutama mengangkat beban.
  • Tambah jumlah istirahat.
  • Dokter mungkin melarang Anda berhubungan seksual.
  • Teratur kontrol kehamilan ke dokter.
  • Waspadai setiap keluarnya bercak darah dari vagina, apalagi jika disertai kram perut dan kontraksi.

Janin kembar. Ini kehamilan istimewa sekaligus berisiko, di antaranya persalinan prematur karena salah satu atau kedua janin tidak tumbuh dan berkembang wajar, keguguran terutama pada trimester pertama, sebagian besar terjadi akibat kasus kromosom tidak normal, twin twin transfusion syndrome, terjadi bila salah satu janin mengambil suplai darah kembarannya sehingga menimbulkan komplikasi serius pada janin, pre-eklampsia, plasenta lepas dari dinding rahim sebelum persalinan, yang disebabkan tekanan darah tinggi akibat hamil lebih dari satu janin.
Yang bisa dilakukan:
  • Kehamilan dipantau seksama oleh dokter.
  • Kontrol kenaikan berat badan selama hamil
Baca juga:
Waspada Hipertensi, Penyakit Metabolik dan Kelainan Darah
Waspada Mioma Uteri dan Kelainan Jantung
Waspada Infeksi HIV atau TORCH
Waspada Berat Badan!

 



Artikel Rekomendasi