Aksi Tubuh Balita yang Dilarang

 

Fotosearch


Bahasa tubuh adalah bahasa yang ditunjukkan oleh gerakan tubuh, seperti tatapan mata, ekspresi wajah dan sentuhan. Balita usia 1- 2 tahun memang lebih banyak menggunakan bahasa nonverbal. Menurut Jane Chumbley dalam bukunya Perkembangan Bayi dan Balita, 90% diekspresikan oleh bahasa tubuh, sedangkan 10% lainnya ditunjukkan menggunakan kata-kata.

Tentu tak semua bahasa tubuh layak ditunjukkan balita. Dan mengingat usia balita yang eskpresif dan gemar meniru, para orang tua wajib terus mengamati perkembangan komunikasi sang balita, agar tidak salah dalam menggunakan bahasa tubuh.

Tolak Pinggang
Ini termasuk yang tidak patut dilakukan balita. Biasanya aksi ini dilakukan saat balita Anda sedang kesal. Yang dapat Bunda lakukan, coba secara perlahan menurunkan kedua tangannya dan beri tahu kalau perilakunya tidak baik. Minta anak menceritakan kekesalannya pada Anda, daripada bergaya tolak pinggang.

Menunjuk ke Wajah
Ada saatnya ketika diajak berkomunikasi, respon balita malah menujuk ke wajah. Celakanya, ia menunjuk wajah ayah, bunda, bahkan kakek dan nenek! Perilaku ini tidak sopan, tentunya. Saat ia menunjuk, coba belokkan jarinya. Jelaskan kalau ia menunjuk tidak sebaiknya ke wajah orang. Hanya boleh ke arah jalan atau benda. Jika balita ingin mengajak orang lain berkomunikasi (terutama yang lebih tua), lebih baik hampiri atau sentuh lembut tangannya.

Menunjuk Barang dengan Kaki
Alena secara tiba-tiba menunjuk mainan kesayangan dengan kaki kepada Bundanya. Sentak Bunda menjelaskan “Alena, tidak baik menunjuk dengan kaki.” Perlahan Bundanya menjelaskan kalau fungsi kaki adalah untuk berjalan, berlari, dan menendang bola. Cara terbaik untuk menunjuk benda adalah dengan tangan kanan.

Melempar Barang
Saking ekspresifnya, anak balita gemar melempar barang. Bahasa tubuh yang satu ini juga tidak dibiarkan terjadi berlarut-larut, Bunda. Jika anak Bunda melakukan hal ini adalah, beritahu barang mana yang boleh dilempar dan mana yang tidak. Sudah pasti bola dan pesawat terbang gabus boleh dilempar, tapi ponsel bunda, botol minum, dan remote control bukan sasaran untuk dilepar.

Mengangkat Bahu dan Melipat Tangan
“Ade, lihat tas Bunda?” lalu anak pun menjawab dengan mengangkat kedua bahunya sambil melipat tangan. Sebenarnya ia memberi sinyal kalau tidak tahu tas Bunda ada di mana. Tapi, walau belum bisa lancar bicara, aksi angkat bahu dan melipat tangan jangan dibiarkan. Pertama luruskan kedua tangannya, dan jelaskan kalau setiap pertanyaan untuknya harus dijawab dengan kata-kata, bukan dengan bahasa tubuh yang tidak sopan.

Memalingkan Wajah
Balita tidak menyaut saat dipanggil. Mungkin karena engga dipanggil, ia hanya melihat orang yang memanggil, dan langsung memalingkan wajah. Aksi ini juga tidak baik. Setuju, kan Bunda? Ketika adiajak berkomunikasi dengan orang lain, balita harus menghadap lawan bicaranya. Supaya lebih jelas dan seru, beri penjelasan sambil berpura-pura mengikuti aksi potongan film favoritnya. Dengan begitu ia pasti akan mengerti.

Menutup Mulut Bunda
“Lala, mau makan ap….?” Tiba-tiba Bunda terdiam, ternyata anak menutup mulut Bundanya dengan kedua tangan mungilnya. Bunda spontan kaget. Pernah merasakan hal ini? Ini solusinya : pertama, tanya kenapa ia menutup mulut Bunda? Jelaskan kalau setiap orang berhak menyelesaikan omongan hingga selesai. Lalu, menutup mulut juga bisa mengganggu pernapasan. Coba praktikkan di mulutnya, supaya anak tau akibatnya secara langsung dan enggan mengulangi lagi.

Menghentakkan Kaki ke Lantai
Kesal karena diajak mandi atau pulang dari playground, balita Anda menghentakkan kakinya ke lantai. Itu sinyal kalau ia tidak suka. Terkadang ekspresi apapun yang ditunjukkan balita, pasti menggemaskan. Tapi ingat, dampaknya di kemudian hari jika ia terus-terusan begitu. Beri pengertian perlahan, “Kalau belum mau mandi, bilang saja ke Bunda, kamu boleh main lagi, deh sebentrar lagi, tapi bilang ke Bunda ya, jangan menghentakkan kaki, seperti tadi.” Dengan pengarahan yang tepat dan berulang, pasti balita paham.

(MON/ERN)
 

 



Artikel Rekomendasi