Anak Bermain Bersama, Ada Masanya

 

 
Foto: shutterstock
Penting untuk mengasah keterampilan sosial anak. Tapi di masa pandemi ini, bagaimana memenuhi kebutuhan anak untuk bermain bersama teman?
 
Para ahli psikologi sepakat, sejak umur 2 tahun anak perlu bermain bersama teman. Bermain kolaboratif - bermain bersama dengan saling berinteraksi – terjadi di usia ini. Anak usia ini sudah cukup matang untuk bermain bersama, saling meminjamkan mainan, saling bergiliran, dan negosiasi.
 
Berbeda dengan bermain paralel – bersama tapi tanpa interaksi – dalam bermain kolaboratif, anak-anak saling terhubung dan berkomunikasi.
Bermain bersama ini penting untuk menunjukkan kenyataan pada anak bahwa ia bukanlah satu-satunya anak di dunia ini.
 
Tipe permainan ini mengajarkan keterampilan sosial yang akan membantu anak tumbuh selama bermain. Dalam permainan kolaboratif anak-anak menyelesaikan  masalah secara bersama-sama untuk mencapai hasil bersama. Dalam bermain kolaboratif tidak ada kompetisi, siapa menang siapa kalah. Semua pemain menang.  

Bermain kegiatan teramat penting untuk perkembangan anak. Begitulah cara anak belajar: bermain. Bermain akan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan anak untuk mengenali kemampuan emosi, sosial, fisik dan  berpikir. 

Ketika anak-anak tumbuh, mereka mungkin tidak serta merta berubah melalui berbagai tipe bermain. Kesukaan mereka untuk bermain sangat ditentukan oleh kepribadian dan lingkungannya. Dalam bermain kolaboratif ada hal-hal ini yang penting Anda jaga:

- Kerja sama: Gunakan kata ‘pinjam’. Anak-anak di bawah 3 tahun belum paham bahwa meminjamkan bukan berarti dia tidak memiliki lagi.

- Bergantian atau bergiliran: Ini sangat sulit, karena setiap anak merasa kalau saat itu dia mau, harus dia pegang mainannya. Ini sebabnya sering terjadi perebutan. Mereka tidak paham kata ‘tunggu’ atau ‘gantian’. Ajak mereka bermain menggelindingkan bola ke arah teman supaya mereka paham arti kata ‘mendapat giliran’.

- Patuhi aturan: Salah satu cara terbaik untuk mengajar anak tentang aturan adalah tidak membiarkannya menang terus. Ini bisa membuatnya marah dan ngambek nggak mau ikut bermain lagi. Tapi ini bagus untuk mengenalkan pada kenyataan bahwa setiap permainan ada aturannya yang harus dipatuhi. 

- Kerja sama: Mendorong kerja sama daripada bersaing dengan menekankan pentingnya kerja kelompok. Gunakan mainan untuk mendorong mereka kerja sama.

- Negosiasi: Ini adalah keterampilan yang paling baik dipelajari melalui modelling/meniru. Ini sebaiknya dilakukan di playground. Anak-anak akan melakukan negosiasi, siapa duluan yang akan naik ke atas mongkey bar, misalnya. Bila anak-anak bermain di dalam rumah, sediakan craker dan cream cheese, siapa dulu yang akan mengoleskan cream cheese di atas craker. (IR)

 
 
 

 



Artikel Rekomendasi