6 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

 



 
Foto: Freepik


Kekebalan tubuh atau sistem imun merupakan hal yang sangat krusial pada anak. Dengan memiliki sistem imun yang kuat, anak tidak mudah sakit. Sebaliknya, bila sistem imun anak lemah, tubuhnya menjadi rentan terhadap serangan virus dan bakteri sehingga gampang sakit. 

Apa yang dapat Anda lakukan untuk menjaga atau bahkan meningkatkan kekebalan tubuh anak? Terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, sistem imun tubuh benar-benar harus prima sebagai benteng pertahanan dari serangan virus. 

Berikut ini kebiasaan sehat yang bisa Anda terapkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh anak. 

Sajikan lebih banyak buah dan sayuran
Pakar nutrisi dan penulis buku The Family Nutrition Book, William Sears merekomendasikan sayur dan buah yang mengandung karoten yang merupakan fitonutrien penambah kekebalan, di antaranya wortel, kacang hijau, jeruk, stroberi. 

Fitonutrien dapat meningkatkan produksi sel darah putih dan interferon tubuh yang mampu melawan infeksi. Fitonutrien juga menghasilkan antibodi yang melapisi permukaan sel dan menghalangi virus jika masuk ke dalam tubuh. 

Takaran yang disarankan untuk anak adalah lima porsi buah dan sayuran sehari. Satu porsi sekitar dua sendok makan untuk balita, dan satu gelas untuk anak-anak yang lebih besar.
 
Wortel mengandung karoten yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Foto: Freepik

Tingkatkan waktu tidur
Penelitian terhadap orang dewasa menunjukkan bahwa kurang tidur dapat membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit. Hal yang sama berlaku untuk anak-anak, kata Kathi Kemper, direktur Pusat Pendidikan dan Penelitian Pediatrik Holistik di Rumah Sakit Anak, di Boston. 

Waktu tidur yang dibutuhkan anak-anak, untuk bayi setidaknya 16 jam sehari, balita 11 hingga 14 jam, dan anak-anak prasekolah membutuhkan 10 hingga 13 jam. 

"Jika anak Anda tidak bisa atau tidak mau tidur siang, cobalah untuk mengajaknya tidur malam lebih awal," kata Dr. Kemper.

ASI untuk bayi
ASI mengandung antibodi penambah kekebalan dan sel darah putih. Studi menunjukkan bahwa ASI juga dapat meningkatkan kekuatan otak bayi Anda dan membantu melindunginya dari serangan berbagai penyakit di usia dewasa kelak, seperti diabetes, kanker, dan radang usus.

Olahraga
Untuk balita dan anak yang lebih besar, Anda dapat mengajaknya berolah raga ringan di rumah, seperti senam, yoga, bersepeda, bermain bola, atau berjalan-jalan di halaman. 

Penelitian menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan jumlah sel pembunuh alami pada orang dewasa. Hal yang sama juga berlaku untuk anak-anak.
 
Jadikan olahraga sebagai kebiasaan untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh anak. Foto: Freepik


Jaga tubuhnya dari kuman
Pastikan anak-anak sering mencuci tangan dengan sabun. Anda harus memberi perhatian khusus pada kebersihan mereka sebelum dan sesudah makan dan setelah bermain di luar, usai memegang hewan peliharaan, mengupil atau memegang hidung, menggunakan kamar mandi, dan setelah pergi keluar rumah.

Saat Anda mengajaknya bepergian, bawa tisu basah anti-bakteri atau hand sanitizer untuk membersihkan tangan dengan cepat. 

Agar anak memiliki kebiasaan mencuci tangan di rumah, biarkan mereka memilih sendiri handuk dan sabun kesukaannya. Mungkin ia akan mengambil sabun yang berwarna cerah, bentuknya lucu, atau aroma yang menyenangkan.

Buang sikat gigi jika anak sakit
Strategi menjaga imun tubuh lainnya adalah jika anak jatuh sakit, segera buang sikat giginya. Ini menurut Barbara Rich, juru bicara Academy of General Dentistry.

Seorang anak tidak dapat terkena virus yang sama dua kali, tetapi virus dapat melompat dari sikat gigi ke sikat gigi, kemudian menginfeksi anggota keluarga lainnya. 

Namun, jika itu adalah infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan, anak Anda dapat menginfeksi dirinya kembali dengan kuman yang sama yang membuatnya sakit. Dalam hal ini, membuang sikat gigi anak akan melindunginya dan anggota keluarga Anda yang lain. 
 
Jauhkan asap rokok dari anak-anak. Foto: Freepik


Usir asap rokok
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, banyak di antaranya dapat mengiritasi atau membunuh sel-sel dalam tubuh, kata Beverly Kingsley, seorang ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, di Atlanta. 

Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap efek berbahaya dari perokok pasif karena mereka bernapas lebih cepat, sistem detoksifikasi alami anak juga belum berkembang sempurna.

Jika ada keluarga di rumah yang belum bisa berhenti merokok, Anda dapat mengurangi risiko buruknya pada anak dengan hanya merokok di luar rumah.

Referensi: Parents.com

Alika Rukhan

 



Artikel Rekomendasi