Hubungan Kesehatan Usus dengan Kecerdasan Anak

 

Foto ilustrasi (Freepik)

Hubungan antara kesehatan usus dengan kecerdasan otak bukanlah isapan jempol. Keduanya memang memiliki keterkaitan. Bahkan usus dijuluki sebagai 'otak kedua' dalam tubuh, karena adanya koneksi tersebut.

Salah satu bukti yang mudah untuk menjelaskan hubungan antara saluran usus dan otak, misalnya sebagian orang merasa mual atau mulas saat berhadapan dengan situasi tidak nyaman. Otak menangkap situasi yang tidak nyaman itu, tetapi perut yang bereaksi dengan mencetuskan rasa mual. 

Dokter spesialis anak konsultan bidang gastro hepatologi dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, dr. Frieda Handayani, Sp.A(K), menjelaskan bahwa antara otak dan saluran cerna selalu berkomunikasi. Komunikasi antara keduanya dilakukan melalui jutaan sel saraf yang membentuk sirkuit tersendiri. Ibaratnya, terdapat 'jalan tol' bolak-balik' antara otak dan perut.

"Banyak penelitian bahwa otak dan saluran cerna selalu berkomunikasi dua arah melalui saraf yang kita kenal dengan sarcophagus. Sarcophagus itu merupakan saraf primer yang paling besar jumlahnya di dalam tubuh kita. Dia menjaga jalan tol bolak balik antara otak dan perut," kata dr. Frieda di acara Instagram Live Kata Pakar Ayahbunda, Jumat 18 September 2020. 

Menurut dr. Frieda, di dalam perut juga terdapat seratus juta sel saraf yang membentuk wilayah otonomi sendiri. Jika diasosiasikan, otak adalah 'pemerintah pusat' bagi tubuh manusia. Sedangkan saluran cerna adalah 'pemerintah provinsi' yang bisa mengatur wilayahnya sendiri.

"Saluran cerna ini mengatur mulai dari makanan masuk, proses penyerapan, pencernaan, sampai pembuangan, itu semua diatur oleh sistem pencernaan sendiri. Jadi perut punya 'kerajaan otonomi sendiri'. Tetapi dia (usus) juga tetap berkomunikasi dengan 'bos'-nya, yaitu otak," ujar dr. Frieda. 

Julukan otak kedua untuk usus, juga mengarah kepada fungsi mikrobiota atau ekosistem bakteri baik di dalam usus yang memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bakteri-bakteri baik tersebut memperoleh energi dari makanan yang masuk ke saluran cerna. 

Di dalam usus, bakteri-bakteri baik bereplikasi dan mempertahankan jumlahnya dengan serat dari makanan yang kemudian difermentasikan. Hasil dari fermentasi tersebut yaitu terbentuknya asam lemak rantai pendek yang dialirkan dalam darah, sehingga bisa memengaruhi mood dan perilaku. 

"Jadi dalam penelitian ditemukan bahwa hasil fermentasi bakteri baik dan serat yang banyak di dalam tubuh, dapat membuat mood kita lebih baik, perilaku lebih baik, mengurangi angka kecemasan, dan juga bisa berpengaruh pada otak dan kognitif yang mengatur memori," kata dr. Frieda. 

"Karena itu usus disebut second brain, sebab bisa memengaruhi mood, imunitas, juga bisa membuat kognitif atau memori anak menjadi lebih kuat... Logikanya kalau anak sehat, makanannya baik, tidurnya juga bagus, anaknya pasti happy dan belajarnya juga fokus, tentu saja otomatis dia jadi lebih cerdas," kata dr. Frieda. 

Klik link ini untuk menonton video wawancara tentang Jaga Kesehatan Saluran Cerna agar Anak Cerdas bersama dr. Frieda. 


ALI

 

 



Artikel Rekomendasi