15 Riwayat Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

 

9 Bulan yang menakjubkan, bagaimana riwayat kesehatan ibu hamil.

Saat Anda berencana untuk hamil atau baru saja dinyatakan ‘positif’oleh dokter kandungan, penting untuk mengetahui terjadinya kehamilan dan riwayat kesehatan Anda serta keluarga. Hal ini akan memudahkan Anda melakukan perawatan diri dan janin sehari-hari, dan bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama kehamilan Anda.
 
Berikut ini beberapa riwayat kehamilan yang perlu menjadi catatan Anda, dan apa yang bisa Anda lakukan.
 

1. Hamil di luar rencana.
Risikonya, Anda tidak siap fisik dan mental. Meski demikian, tetap jalani kehamilan Anda. Muali sekarang, ubah gaya hidup menjadi sehat untuk menjalani kehamilan.
 

2. Hamil saat sedang menjalani pengobatan.
Misalnya, ibu hamil sedang menjalani pengobatan akibat gangguan jantung atau kanker. Terapi dan pengobatan dapat mengancam janin. Karena kitu, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter, minta saran terbaik untuk memutuskan apakah kehamilan dihentikan atau dilanjutkan.
 

3. Ibu overweight.
Kondisi kelebihan berat badan dapat menyulitkan dokter membaca hasil USG. Ibu bisa terancam mengalami komplikasi kehamilan seperti diabetes dan preeklamsia. Dokter akan memantau ketat dengan berbagai tes, pengaturan asupan nutrisi dan olahraga yang sesuai untuk kondisi Anda.

Baca juga: 
Aturan Main Berolahraga Saat Hamil
 

4. Hamil lewat program bayi tabung.
Enam minggu pertama akan menegangkan karena tidak segera diketahui apakah embrio akan menjadi janin. Secara psikologis, Anda merasa khawatir mengingat bayi ini ‘mahal’, dalam arti menguras seluruh energi Anda selama penantian. Bila pernah keguguran sebelumnya, hubungan seks dan kegiatan fisik di trimester pertama akan dilarang oleh dokter, bahkan mungkin Anda perlu menjalani bedrest. Setelah masa kritis lewat, kehamilan akan berjalan normal. Selama kehamilan ini, Anda harus dipantau oleh dokter dan dijaga dengan baik.
 

5. Hamil setelah mengonsumsi obat kesuburan.
Ada kemungkinan Anda mengandung janin kembar, dan ini artinya tergolong kehamilan berisiko tinggi. Hal ini perlau pemantauan lebih dari dokter untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin, misalnya satu janin lebih dominan daripada janin lainnya.
 

6. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm.
Risikonya, panggul ibu sempit sehingga sulit melahirkan normal. Kendalikan kenaikan berat badan agar janin tidak terlalu besar, dan pelajari kemungkinan melahirkan secara sesar.
 

7. Lingkar lengan atas (Lila) kurang dari 23,5 cm.
Anda mungkin menderita kekurangan energi kronis atau kekurangan gizi yang cukup  lama. Ini bisa menyebabkan janin berisiko mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). Pertumbuhan dan perkembangan janin mungkin terhambat, sehingga memengaruhi kecerdasannya. Anda harus menjalani perbaikan status gizi lewat konsultasi dengan ahli gizi.
 

8. Hamil dengan jarak kehamilan sebelumnya kurang dari 1 tahun.
Rahim dan kesehatan ibu belum pulih, berisiko perdarahan, pertumbuhan janin kurang baik, atau persalinan lama. Jika sebelumnya melahirkan secara sesar, bisa jadi bekas luka di perut pun belum pulih. Namun, Anda tetap bisa melanjutkan kehamilan dengan pantauan dokter.
 

9. Keguguran berulang, perdarahan, dan kematian janin.
Kehamilan Anda tergolong berisiko tinggi. Anda perlu diawasi oleh dokter dengan ketat. Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan berisiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.
 

10. Punya penyakit kronis.
Bisa saja Anda menderita diabetes, darah tinggi, asma atau penyakit kronik lainnya. Sejumlah penyakit kronik dapat memengaruhi kesehatan ibu dan kesejahteraan janin, termasuk bila ibu harus makan obat-obatan. Misalnya, pengidap diabetes berisiko melahirkan bayi besar dan pengidap asma berisiko terkena  serangan yang menghambat suplai oksigen ke janin. Sampaikan kepada dokter untuk pengobatan yang tepat.
 

11. Hamil sebagai orang tua tunggal.
Anda kemungkinan bisa mengalami Anda stres menjalaninya. Secara medis ketidakhadiran ayah tidak memengaruhi kesehatan kandungan, selama Anda tidak dilanda stres. Untuk mengatasinya, dapatkan dukungan dari figur lain misalnya ibu, sahabat, saudara, atau siapa saja yang membuat Anda merasa aman.
 

12. Hamil dengan miom di rahim.
Miom yang tumbuh di dinding rahim bagian dalam dapat menimbulkan masalah dan menaikkan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar rahim), keguguran, plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir), plasenta lepas, kelahiran prematur, ketuban pecah dini dan letak janin sungsang. Apa yang perlu Anda lakukan? Diskusikan masalah miom ini dengan dokter agar Anda memahami risiko, mewaspadai gejala, dan pilihan persalinan yang tepat untuk kondisi Anda. Kehamilan Anda harus dikontrol ketat oleh dokter.
 

13. Hamil beda rhesus antara ibu dengan janin.
Ini akibat perbedaan Rhesus Anda dengan suami (misalnya, Rhesus Anda negatif, Rhesus suami positif). Risikonya, secara genetik, Rhesus positif dominan terhadap Rhesus negatif. Anak pasangan beda Rhesus punya kemungkinan 50- 100% memiliki Rhesus positif, kemungkinan Rhesus negatif 0-50%. Artinya, Rhesus bayi lebih mungkin berbeda dengan ibu. Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus janin dengan ibunya bisa menimbulkan masalah.
 
Mengatasinya adalah dengan pengobatan untuk mencegah terbentuknya anti-Rhesus di tubuh ibu. Bila ketidakcocokan faktor Rhesus parah, walaupun kasus ini jarang tejadi, dilakukan tranfusi darah pada bayi, baik sejak ia di dalam rahim atau setelah dilahirkan.

Baca juga: 
Menikah Beda Rhesus, Berbahaya Bagi Janin
 
14. Masalah genetika di keluarga.
Bayi berisiko mengalami kelainan genetika. Ibu sebaiknya menjalani konseling genetika khusus, melakukan pemeriksaan janin dan membicarakan berbagai pilihan yang tersedia, misalnya bisakah masalahnya dicegah atau pengobatan apa yang dapat diberikan.
 

15. Hamil saat masih menyusui.
Yang mjungkin terjadi adalah Anda khawatir pertumbuhan janin terhambat karena asupan nutrisinya kurang, atau Anda khawatir mengalami kontraksi selagi menyusui karena isapan bayi ke payudara merangsang terbitnya hormon oksitosin (hormon yang memengaruhi produksi ASI) yang bisa memicu kontraksi rahim.
 
Konsultasikan kondisi ini ke dokter. Jika kehamilan Anda sehat, menyusui bisa diteruskan apalagi jika kakak masih menyusui secara eksklusif. Alam membekali tubuh untuk memprioritaskan pemberian zat gizi kepada janin yang sedang tumbuh tanpa mengurangi porsi untuk membentuk ASI. Hanya, jaga asupan gizi yang seimbang dalam menu makanan sehari-hari dan cukup minum minimal 8 gelas per hari. Stop menyusui jika kontraksi dan kembali konsultasikan ke dokter sebelum melanjutkan menyusui. Sebaliknya, jika tidak ada gejala apa-apa, tetaplah menyusui meski perubahan hormon di awal kehamilan mungkin membuat puting lebih sensitif.


(Tonton Video Series 9 Bulan yang Menakjubkan di YouTube AYAHBUNDA magz. Klik di sini, subscribe untuk mendapatkan konten-konten seputar kehamilan di tiap trimester secara reguler. Cek Instagram @ayahbunda_, Facebook AYAHBUNDA, serta website www.ayahbunda.co.id)


 
Baca juga: 
3 Fase yang Bunda Alami di Kehamilan
Berencana Promil? Lakukan Tes Dulu
Tanya Jawab Seputar Hamil saat Pandemi

Sumber: Buku 9 Bulan yang Menakjubkan - Ayahbunda.
Foto: Freepik

 

 


Topic

#9BulanYangMenakjubkan #Kehamilan



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more