Kehamilan: 7 Hal Patut Disingkirkan

 

Berperilaku bijak saat hamil memang perlu. Apalagi, bila berkaitan dengan kesehatan Anda dan janin. 

Kehamilan yang sedang Anda jalani memang layak Anda nikmati. Namun, sebaiknya Anda tetap waspada. Ada beberapa hal yang sebaiknya jangan Anda lakukan. Ini 7 hal wajib jangan Anda lakukan.
  1. Jangan merokok, atau berada di antara orang merokok. Merokok bisa dianggap “memasukkan” racun ke dalam tubuh. Mengapa? Menurut data WHO (Badan Kesehatan Dunia), dalam kepulan asap rokok terkandung 4000 senyawa kimia berbahaya, di antaranya tar, karbon monoksida (CO), dan nikotin. Bahkan, 43 senyawa kimia di antaranya bersifat karsinogenik (pemicu kanker). Risiko bagi janin? Keguguran, lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah, dan kematian.
  2. Jangan minum obat sembarangan. Apa pun itu, yang namanya obat adalah senyawa kimia. Semua senyawa kimia yang dikonsumsi ibu hamil bisa berpengaruh pada janinnya. Tapi, bukan berarti jika Anda sakit tidak boleh minum obat. Yang penting, begitu Anda sakit, segera konsultasikan obat yang sebaiknya Anda konsumsi ke dokter kandungan. Jika jenis penyakit Anda harus ditangani oleh dokter spesialis lain, katakan bahwa Anda sedang hamil, sehingga dia akan menuliskan obat-obatan yang aman bagi Anda.
  3. Jangan minum minuman beralkohol. Jika Anda alkoholik, hentikan kebiasaan ini. Di Amerika Serikat, setiap tahun lahir 750 bayi dengan gejala Fetal Alcohol Syndrome atau sindroma bahaya alkohol terhadap janin. Efek alkohol ini muncul dalam gejala-gejala antara lain keterbelakangan/retardasi mental, cacat bawaan pada janin, kesalahan pembentukan (malformasi) pada wajah, timbul disfungsi sistem saraf pusat, dan gagalnya sistem organ-organ tubuh.
  4. Jangan stres. Bagi ibu, stres akan menimbulkankan rasa lelah, susah tidur, sakit kepala, sakit punggung, dan tegang. Selain itu, stres secara tidak langsung berpengaruh pada perilaku ibu, seperti susah atau terlalu banyak makan, merokok, minum minuman beralkohol, dan sebagainya.
    Bagi janin, penelitian di University of California Los Angeles, School of Medicine, tahun 1999, membuktikan bahwa wanita yang mengalami stres berat di awal kehamilan cenderung melahirkan bayi prematur. Selain itu, hormon penyebab stres (hormon kortisol) akan menghambat aliran darah ke plasenta, sehingga janin tidak menerima nutrisi dan oksigen untuk proses tumbuh kembang yang optimal.
  5. Jangan terpapar zat-zat kimia berbahaya. Menurut situs www.marchofdimes.com, ada lebih 4 juta jenis zat kimia yang digunakan di lingkungan rumah, seperti produk pembersih rumah tangga, pestisida, tinner, cat, dan sebagainya. Nah, zat-zat kimia itu bisa mengancam kesehatan janin, baik lewat udara atau terserap melalui kulit maupun mata ibu. Bila terpapar dalam jangka waktu lama, hal ini akan berisiko terhadap tumbuh kembang janin, seperti menurunnya daya kecerdasan anak, lahir dengan cacat bawaan, atau lahir dengan berat badan rendah.
  6. Jangan sauna, atau berendam dalam air hangat lebih dari 35° C dalam waktu lama. Mandi air hangat memang asyik, apalagi sambil berendam. Tapi ingat, suhu air hangatnya jangan lebih dari 35° C, soalnya bisa memicu timbulnya kontraksi.
  7. Jangan bersihkan kotoran hewan peliharaan. Walaupun sayang pada si dogi atau si meong, Anda sebaiknya menahan diri untuk membersihkan kandang atau kotorannya. Lebih baik, minta bantuan orang lain. Perlu Anda tahu, kotoran anjing dan kucing mungkin saja mengandung parasit toksoplasmosis. Parasit ini berisiko menimbulkan keguguran, bayi lahir cacat, serta kerusakan pada organ dalam dan sistem saraf pusat janin.

 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more