10 Cara Efektif Mengatasi Baby Blues

 

Foto: shutterstock

Menurut sebuah penelitian, post partum syndrome atau baby blues dialami 50-80% ibu seusai melahirkan. Perasaan ini muncul karena adanya campuran rasa gelisah, lelah, dan perubahan hormonal di dalam tubuh. Hal ini normal, meski ada beberapa wanita yang merasakan baby blues lebih kuat. Tetapi tidak sedikit ibu yang tidak sadar dirinya mengalam baby blues. Padahal kesadaran adalah awal dari penyembuhan.
 

"Bunda, siapa yang pernah mengalami baby blues?" Ketika pertanyaan ini dilempar ke WAG Ayahbunda, 4 orang ibu menyatakan dirinya pernah mengalami. Dua orang ibu mengatakan, proses melahirkan lewat bedah sesar yang menyakitkan, memicu perasaan tidak berdaya. Seorang ibu mengatakan karena dibombardir oleh info-info yang tidak ilmiah alias mitos, dan seorang ibu mengalami baby blues karena dipicu oleh kesendiriannya dalam mengasuh bayi karena jauh dari keluarga. 

 

 Secara umum, baby blues dipicu oleh ondisi hormonal ibu yang berubah drastis dan begitu cepat, yang bagi beberapa orang ikut memengaruhi kondisi berpikirnya. 

 

Berbahayakah kondisi ini? Beberapa ahli menyebut, baby blues adalah kondisi ringan tetapi akan menjadi semakin parah, berubah menjadi depresi bila tidak diatasi. Sayangnya tidak sedikit ibu yang tidak menyadari saat itu ia mengalami baby blues. 

 

Ini gejala baby blues

- Kehilangan napsu makan.

- Sering menangis.

- Merasa khawatir tidak dapat mengurus bayi.

- Mood mudah berubah dari senang kemudian sedih.

- Sulit tidur.

- Bingung dengan tugas perawatan anak.

- Sulit konsentrasi dan membuat keputusan.

 

Tidak mudah menentukan penyebab baby blues, tetapi secara fisiolog dapat dijelaskan bahwa terjadi perubahan hormon yang sangat cepat. Perubahan hormon ini memang harus terjadi supaya ibu segera dapat mengasuh anak. 

 

Pemicu baby blues lainnya adalah:

- Proses melahirkan yang penuh perjuangan seperti melalui proses sulit, serta rasa sakit setelah melahirkan akibat operasi sesar. Belum pulih sepenuhnya dari rasa sakit yang mendera, ibu harus pulang ke rumah untuk merawat bayinya.

- Kaget dan merasa bersalah melihat bayinya. 

- Berjuang untuk bisa menyusui.

- Takut terjadi perubahan pada kehidupan romantis dengan pasangan. 

 

Beda dengan baby blues, depresi pascabersalin  (post partum depression) berlangsungya lebih lama, yaitu lebih dari 2 minggu. Pada Ppd, ibu tidak punya rasa lapar, lebih sering menangis, tidak ingin merawat bayinya, dan ada pikiran untuk bunuh diri. Bila baby blues bisa diatasi sendiri atau dengan bantuan tanpa obat, Ppd diatasi dengan pengobatan. 



Atasi baby blues dengan cara:

Mengenali kondisi emosi setelah melahirkan sangat penting bagi para ibu pascabersalin. Begitu merasakan ada yang tidak beres pada emosinya, ibu sebaiknya mencari bantuan - terutama dari orang terdekat seperti suami. Ini beberapa cara mengatasi baby blues: 

1. Menangislah saat ingin menangis. Tak perlu menyangkal dengan menyebut diri ‘lebay’ atau ‘lagi sensitif aja’. Tetapi begitu kesedihan Ana hilang, cari sesuatu yang bisa menghibur, sesederhana ‘joke receh’.
 

2. Penuhi kebutuhan cairan. Ada riset menyebut, kekurangan cairan dapat memicu masalah emosi. Ibu menyusui kehilangan banyak cairan, maka penuhi kebutuhan cairan.
 

3. Sempatkan mengisi perut. Ibu baru sangat sibuk, makan sering menjadi prioritas ke sekian. Sediakan camilan, jangan biarkan perut kosong. Kekurangan energi dan gula darah dapat memperburuk suasana hati.
 

4. Minta bantuan, jangan dikerjakan sendiri. Mengatasi bayi baru yang rewel, yang setiap saat minta menyusu sementara  mengingat cucian menumpuk, piring bekas makan belum dicuci, bisa membuat ibu tak henti kelelahan. Minta bantuan suami atau mencari ART harian bila Anda tidak menyediakan tempat untuk tinggal. 
 

5. Manjakan diri sendiri, seperti nonton video, panggil orang ke rumah untuk perawatan pascabersalin. 
 

6. Keluarlah dari rumah. Hirup udara segar di luar dapat mengubah pikiran bunda. Ajak bayi jalan-jalan sejenak di luar rumah.
 

7. Istirahat cukup. Mungkin Anda tak dapat tidur teratur 8 jam seperti dulu, karena harus bangun tiap 3 jam sekali untuk menyusui. Jadi, atur waktu istirahat. Saat bayi tidur, usahakan Anda juga tidur.


8. Katakan kepada pasangan jika Anda butuh bantuan. Anda bisa membagi waktu untuk mengurus si kecil bersama pasangan. Minta bantuan asisten rumah tangga untuk merawat kebersihan rumah dan pakaian bayi, karena Anda pasti tak sempat menjalankannya.


9. Bermainlah dengan bayi, ajak ia bicara, nyanyikan lagu, lalu tataplah matanya. Melihat tumbuh kembangnya dari waktu ke waktu akan mengurangi rasa penat.


10.  Konsultasi kepada psikolog jika baby blues berlangsung lama untuk menghindari terjadinya depresi pascamelahirkan.


Baca Juga

10 Hal Penting yang Ibu Baru Wajib Baca
Awas, Jangan Lakukan 6 Kesalahan Berikut Usai Melahirkan
Relaksasi Terbaik buat Ibu Baru, Ampuh Mengusir Stres




 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Hamil, Awas Depresi!

Sekitar 10% calon ibu mengalami depresi antenatal, terutama mendekati masa bersalin. Hubungi psikolog bila Anda mengalami beberapa hal ini, agar cepat mendapat bantuan. Karena depresi bisa membahayaka... read more