Depresi Selama Hamil, Ibu Harus Kenali Gejalanya

 

Foto: shutterstock


Kehamilan mengakibatkan perubahan yang luar biasa pada seorang calon ibu. Perubahan ini akan menimbulkan stres, bahkan pada tingkat yang berat dapat menjadi gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Apa perbedaan ketiganya?

 

“Stress adalah kondisi seseorang dihadapkan pada situasi yang tidak sesuai harapannya. Stres bisa positif, bisa negatif. Kehamilan bisa menjadi stressor positif,” demikian penjelasan dr. Monika Joy Reverger, Sp.KJ dalam acara Instagram Live Akademi Keluargaku berjudul Depresi Selama Hamil di kanal @ayahbunda_. 

 

Stress bisa mengakibatkan perubahan pada kondisi mental kita. Kalau kita beradaptasi dengan baik, hasilnya akan baik. Kalau tidak dapat beradaptasi dengan baik, maka muncul gangguan mental, diantaranya adalah depresi dan kecemasan. 

 

Depresi ditandai dengan mood yang sedih, tidak bersemangat, tidak ada motivasi disertai gangguan tidur seperti sulit tidur atau tidur berlebihan. 

 

“Kalau dulunya suka nyanyi, jadi nggak mau nyanyi. Nggak pengen ngapa-ngapain. Selain itu juga harus memenuhi kriteria waktu tertentu. Cemas juga, munculnya tiba-tiba, nggak jelas penyebabnya. Kuatir berlebihan akan masa depan, mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi,” papar Joy. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa hal-hal itu sampai mengganggu fungsinya sebagai ibu, fungsi kerjanya juga terganggu. 

 

Hadir sebagai bintang tamu, Dhea Ananda. Penyanyi yang kini tengah menjalani kehamilan trimester 2 ini mengalami perubahan mood yang luar biasa. “Untuk hal-hal kecil aku bisa nangis sampai teriak. Suami salah ngomong, aku nangis sampai histeris. Nonton film nangis.” 

 

“Itu wajar,” ujar dr. Joy. Ibu hamil sangat sensitif karena perubahan hormon yang meningkat 100 persen. Di trimester 1, hormon esterogen  naik. Ini berkaitan dengan serotonin, yaitu neurotransmitter di otak kita yang mengontrol mood. Karena berlebihan, ibu hamil gampang tersinggung. 

 

“Hormon progesteron juga naik, itu normalnya adalah relaxan. Tapi kalau berlebihan bisa membuat mood sedih dan gampang nangis,” papar Joy. 

 

Wanita dalam seluruh rentang hidupnya mengalami up and down. Yang paling ekstrim adalah pada saat hamil. Apakah perubahan mood ini akan terus berlangsung atau ada masanya berhenti?

 

“Trimester 2 akan lebih stabil tetapi ada perubahan fisik. Jadi sulit tidur. Apalagi trimester 3. Kaki bengkak, yang semula gesit lalu jadi sering minta bantuan,” papar Joy. 

Bagaimana mood swing berubah menjadi depresi? Manusia tidak terlepas dari aspek biologis, psikologis, dan sosial. Perubahan hormon adalah faktor biologis. Kepribadian kita adalah aspek psikologis. Bila ada riwayat keluarga yang pernah mengalami depresi, itu juga bisa jadi pemicu. Faktor sosial; apakah kehamilan direncanakan, diterima - adalah faktor-faktor yang dapat memicu depresi. 

 

Ibu hamil yang sedang mengalami depresi, bila sudah terganggu fungsinya harus segera waspada. Segera ke dokter, minta pertolongan. Pengobatan bisa saja diberikan kepada ibu hamil dengan pemantauan yang terus menerus. 

 

Apakah pengobatan bisa memengaruhi janin? Apakah depresi bisa diatasi tanpa pemberian obat? Bagaimana depresi memengaruhi tumbuh kembang janin? Bunda, simak Instagram TV, klik link di @ayahbunda_ ini. Bunda akan mendapatkan jawaban lengkap dan terpercaya dari ahlinya.

 


Topic

#9bulanyangmenakjubkan



Artikel Rekomendasi