Mengurangi Efek Samping Konsumsi Obat Saat Menyusui

 

123rf
Walaupun dosis senyawa tertentu dalam obat yang Anda konsumsi hanya 1 persen, tapi tetap saja senyawa itu bisa menjadi bagian dari ASI yang diminum si kecil. dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA, IBCLC, IDAI JAYA, Divisi Infeksi Dan Pediatri Tropik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fkui – RSCM, Jakarta, akan berbagi tip pada Anda bagaimana mempertimbangkan konsumsi obat, apakah parlu minum obat atau bisa ditunda hingga laktasi berakhir.

Jika Sakit Lama
Bisa jadi, Anda sudah rutin mengonsumsi obat sejak sebelum hamil dan menyusui karena mengidap penyakit kronik, seperti asma, diabetes atau hipertensi. Bagaimana sebaiknya meminimalkan efek samping obat – obatan?


1. Tidak perlu panik, teruskan saja minum obat. Namun, beritahukan dokter bahwa Anda sedang hamil atau menyusui. Karena, faktor risiko pada ibu dan bayi harus dipertimbangkan dengan hati – hati secara individual, terutama bila bayi baru lahir atau lahir kurang bulan (prematur).

2. Bila obat hanya diminum satu kali sehari, minum segera sesuai menyusui yang terakhir, yaitu pada sore hari. Jika malamnya si kecil minta disusui lagi, berikan ASI perah yang telah disiapkan siang harinya. Dengan begitu, diharapkan obat yang berada di dalam tubuh Anda sudah berada dalam kadar rendah pada pagi hari berikutnya.

Partikel atau molekul kimia obat yang berhasil masuk ke dalam plasma darah Anda, akan menembus sel-sel pembentuk jaringan yang melindungi sel-sel penghasil air susu atau sel-sel alveolar di dalam payudara. Bila molekul-molekul obat itu masuk ke dalam sel-sel penghasil air susu, maka mereka akan terkandung di dalam air susu yang diproduksi oleh Anda.

Terpaksa Disapih
BiasanyaAnda harus menyapih si kecil bila menjalani pengobatan tertentu, seperti terapi dengan obat golongan antikanker dan logam berat atau pemakaian sinar X dalam pengobatan Anda.

1. Bila mungkin, tunda pengobatan sampai bayi Anda lebih besar. Dengan demikian, diharapkan sistem tubuhnya lebih baik dalam menetralkan dan menguraikan ‘racun’ dari obat – obatan yang Anda konsuumsi yang mungkin masuk ke dalam ASI.

2. Siapkan ASI cadangan berupa ASI perah yang telah dibekukan untuk diberikan pada si kecil selama Anda mengalami pengobatan. Agar tetap terjalin ikatan yang kuat antara Anda dan si kecil, dekap dan tatap matanya ia saat Anda memberikan ASI perah tersebut.

3. Tetap perah ASI, tapi bukan untuk diberikan kepada bayi. Ini dilakukan agar produksi ASI Anda tetap banyak.

4. Rajin berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui secara pasti berapa lama obat tersebut menetap dalam ASI.

Efek Obat
Beberapa efek obat berdasarkan panduan WHO Breastfedding Counseling, A Training Course adalah :
1. Bayi kuning akubat obat–obatan anti – infeksi golongan sulfonamida, misalnya kontrimoksazol.
2. Produksi ASI turun karena obat golongan estrogen, misalnya kontrasepsi yang mengandung estrogen, dan obat golongan diuretic tiazida yang biasanya diminum penderita hipertensi.
3. Menghambat pertumbuhan sel tubuh normal  (juga sel kanker) karena obat anti–kanker.
4. Menghambat pertumbuhan tulang akibat obat golongan florokuinolon dan tetrasiklin.

Pantau gejala efek samping obat, diantaranya bayi terlihat mengantuk, malas minum ASI atau kulitnya tampak kuning. Hentikan sementara konsumsi obat bila hal itu terjadi dan minta pada dokter obat jenis lain yang lebih ringan dan aman dengan manfaat serupa. (Dok. FG/IRM)


Baca juga:

Tips Minum Obat Selama Menyusui

 



Artikel Rekomendasi