3 Tips Menghadapi Ancaman Cacar Monyet

 


Foto: Pixabay

Belakangan viral berita cacar monyet atau monkeypox yang bisa masuk ke wilayah Batam dari Singapura. Virus monkeypox (MPXV) adalah penyakit langka yang berasal dari virus yang umumnya ditularkan oleh hewan kepada manusia (zoonosis). Virus ini muncul secara sporadis di desa-desa yang berdekatan dengan hutan hujan tropis di bagian tengah dan barat Afrika. Namun, dilansir dari situs WHO (World Health Organization), hingga saat ini belum ada bukti bahwa virus tersebut mudah menular antarmanusia. Meski demikian tidak ada salahnya kita mewaspadai cacar monyet melalui tiga cara berikut ini:

1. Kenali gejalanya
Masa inkubasi—dari infeksi sampai munculnya gejala—cacar monyet berkisar antara 6-16 hari yang akan bertahan selama 5-21 hari. Bila terinfeksi, maka manusia akan mengalami dua tahapan, yaitu: demam, sakit kepala hebat, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening (lymphadenopathy), nyeri otot (myalgia), serta rasa lemas yang intens (asthenia) di 0-5 hari. Pada tahap kedua muncul ruam (setelah demam selama 1-3 hari) pada wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Seperti halnya cacar, ruam ini akan berevolusi menjadi bintil kecil melepuh berisi air (vesicles) hingga kerak yang mengering sendiri dalam waktu 10 hari. Butuh sekitar tiga minggu agar permukaan kulit bebas dari kerak tadi.

Kasus berat lebih sering terjadi pada anak-anak yang berkaitan dengan tingkat paparan virus, riwayat kesehatan pasien, dan komplikasi. Kurang dari 10% kasus yang terdokumentasi berakhir dengan kematian, sebagian besar korbannya adalah anak-anak. WHO juga menyebutkan bahwa kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini.

2. Cegah transmisi
Kontak langsung antara darah, cairan tubuh, atau selaput lendir/mukosa dari hewan terinfeksi dengan manusia menjadi penyebab penularan cacar monyet. Di Afrika tercatat manusia terinfeksi melalui monyet, tikus Gambia, dan bajing. Mengonsumsi daging hewan yang telah terinfeksi dengan proses memasak yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan manusia terjangkitnya penyakit ini.

Sementara penularan sekunder atau dari manusia ke manusia, terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran pernapasan yang sudah terinfeksi, lesi pada kulit dari orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi cairan pasien atau kulit yang terluka tadi. Oleh karena itu, apabila ada salah seorang anggota keluarga yang sudah terinfeksi maka dapat menjadi ‘ancaman’ bagi seluruh penghuni rumah. Pasalnya batuk, bersin, ludah maupun handuk, sprei, selimut yang dipakai pasien bisa menjadi media perantara. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta atau monkeypox bawaan.

Tidak ada pengobatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk menangkal cacar monyet. Tapi, WHO menyatakan vaksin cacar 85% efektif mencegah cacar monyet. Dan, sekali lagi tidak ada bukti bahwa infeksi cacar monyet bertahan pada populasi manusia akibat penularan dari manusia ke manusia.

3. Edukasi publik
Untuk mencegah risiko transmisi virus monkeypox dari hewan ke manusia, terutama di daerah endemik, wajib mengurangi kontak langsung dengan hewan—termasuk darah dan dagingnya—dan memasak daging hewan secara menyeluruh sebelum dikonsumsi. Ada baiknya menggunakan sarung tangan atau pakaian pelindung saat menangani hewan yang sakit atau terinfeksi selama prosedur pemotongan.

Demi mengurangi risiko penularan antarmanusia, hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi cacar monyet maupun benda yang sudah terkontaminasi. Sarung tangan dan perlengkapan pelindung harus dipakai apabila Anda merawat orang sakit. Jangan lupa mencuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang sakit. Pasien dengan penyakit cacar monyet dianjurkan diisolasi untuk sementara waktu. Sebisa mungkin hindari bepergian ke tempat terjadinya wabah atau menjaga kebersihan setelah bepergian dari daerah tersebut.

Pada tanggal 9 Mei lalu pemerintah Singapura mengonfirmasi kasus infeksi monkeypox pertama. Satu orang yang terinfeksi adalah warga negara Nigeria berusia 38 tahun yang tiba di Singapura pada 28 April 2019 untuk menghadiri workshop. Menurut pengakuan pasien, ia baru menghadiri pernikahan di Nigeria dan mengonsumsi hewan buruan yang diduga menjadi penyebab dirinya terinfeksi cacar monyet. Saat ini pasien yang positif mengidap virus monkeypox pada tanggal 8 Mei sudah ditangani oleh National Center for Infectious Disease (NCID) Singapura, sementara 23 kontak terdekatnya juga diperiksa NCID dan mendapatkan vaksinasi.  


ALICE LARASATI
2019

Baca juga:
16 Fakta Vaksinasi yang Perlu Anda Ketahui
Kenali Cacar Air pada Anak
3 Penyakit Langka Bayi yang Perlu Anda Tahu

 

 



Artikel Rekomendasi