Penting! Kesehatan Bayi dan Balita di Masa Omicron, Masih Mau Mudik?

 

Foto: shutterstock

Menganggap gejala omicron lebih ringan, orang tua jangan lengah. Kematian bayi dan balita akibat omicron sudah tercatat. 

 

Angka kematian bayi dan balita akibat omicron di Indonesia sebesar 3% dari 1.090 yang meninggal karena Covid 19. Dicurigai ada sub varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, yang disebut A.2. 

 

Meski begitu, pemerintah sudah melonggarkan aktivitas masyarakat. Jarak fisik di kendaraan umum tidak seketat pada masa awal pandemi, mobilitas tidak dibatasi, bayak orang semakin abai dengan penggunaan masker. 

 

Anak-anak diajak ke mal, dan para bunda tentu sudah tidak sabar untuk bukber di bulan Ramadan. Padahal penularan covid 19 dengan varian omicron terjadi begitu cepat dan bukannya tidak berbahaya. 

 
Baca: Pandemi Belum Selesai Anak-anak Sudah ke Mal


“Ada sub varian  yang di beberapa negara spt UK dan Hongkong menyebabkan  lonjakan kasus Covid 19. Diantara orang yg tertular, proporsi anak cukup tinggi sampai 20 persen. Varian A2 ini disebut ‘siluman’, karena sulit dideteksi, ada yang menyebutnya the son of omicron.” Demikian penjelasan dr. Yogi Prawira, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak dan Ketua Satgas Covid 19 Ikatan Dokter Anak Indonesia.

 

Di sebuah acara Instagram Live ayabunda pada 31 Maret 2022, dr. Yogi mengungkap temuan varian baru Omicron yang sudah beredar di 17 provinsi di Indonesia.  

 

“Kita tahu varian apapun itu jelas ditularkan  melalui droplet. Cara-cara pencegahannya kita sudah tahu selama 2 tahun terakhir. Tapi mungkin orang sudah lelah atau merasa sudah aman sehingga  kewaspadaan mulai turun,” ujar Yogi.

 

Tetaplah waspada

“Bukan hal yang baik kalau kita menurunkan level kewaspadaan kita saat ini,” tegas Yogi. Lebil lanjut Yogi mengatakan bahwa infeksi omicron adalah infeksi yang sifatnya sistemik, yang artinya bukan melulu terjadi di saluran pernapasan. Tetapi ada gejala lain seperti

- Demam

- Nyeri telan

- Batuk pilek

- Masalah pada saluran cerna seperti muntah, sakit perut dan diare. 

 

“Ada yang khas, yaitu masalah pada susunan saraf pusat seperti kejang, bahkan dialami oleh anak yang sebelumnya tidak ada riwayat kejang demam. Sekitar 20% anak mengalami kejang,” kata Yogi. 

 

Gejala omicron sifatnya dinamis. Mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, kemudian berkembang menjadi berat dan kritis. Beberapa anak yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala di awal ternyata mengalami peradangan  setelah 2 minggu. Ini sebabnya kewaspadaan harus ditingkatkan. 

 

Orang tua sebaiknya terus waspada, jangan karena sudah selesai isoman maka itu berarti sembuh. Padahal bisa terjadi MIS-C atau Multisystem Inflamatory Syndrome in Children. Apa itu?

 

MIS-C juga disebut postcovid syndrome, bisa dialami oleh anak yang terinfeksi bahkan yang tanpa disertai gejala. MIS-C terjadi 2 sampai 6 minggu setelah selesai isoman, yaitu anak mengalami peradangan hebat yang biasanya dimulai dengan demam tinggi, dan tidak respon dengan obat penurun demam. 

 

Tidak benar bila disebut varian omicron lebih ringan. “Jangan diabaikan. Disebut lebih ringan membuat kita cenderung tidak waspada. Omicron jauh lebih cepat menular dibanding varian Delta. 3 sampai 5 kali lebih cepat menular dibanding varian Delta. Artinya orang yang tertular akan lebih banyak,” kata Yogi. Bila orang yang tertular sudah mendapatkan kekebalan dari infeksi sebelumnya atau sudah mendapatkan vaksin, vaksin cukup efektif memberi perlindungan terhadap gejala yang memberat. 

 

Baca: Yang Harus Dilakukan Ketika Anak Sakit di Masa Pandemi



Cegah kematian anak-anak


Cukup banyak anak usia 0 - 4 tahun yang meninggal akibat varian Omicron,  mungkin ini penyebabnya:


- Tingkat keterpaparan. Dulu di awal pandemi respon pertama orang tua adalah melindungi anak-anak dengan membiarkan mereka tinggal di rumah saja. Saat ini anak-anak sudah diajak ke mal dan tempat-tempat ramai.


- Imunitas yang spesifik, berbeda terhadap covid 19. Pada anak yang belum divaksinasi covid 19 mereka belum punya imunitas yang spesifik, sehingga ketika terpapar jadi lebih berisiko. 

 

Orang tua harus waspada bila:

1. Terjadi kontak erat anak dengan teman sehabis PTM. Waspadai fase akut dan MIS-C, sehingga diagnosis itu penting. Jangan pernah menolak swab. 


2. Kalau hasi swab positif, konsultasi dengan dokter anak, apakah aman untuk isomantau (isolasi mandiri terpantau). Apakah anak memiliki komorbid: Obesitas atau kegemukan, leukemia, penyakit paru, dan jantung bawaan.


3. Lakukan pemantauan:

- Gejalanya, karena gejalanya bisa terus berubah.


- Saturasi. Happy hipoxia bisa terjadi, yaitu saturasi menurun tapi anak masih bisa berkomunikasi dan ngobrol. Untuk anak-anak, orang tua harus waspada bila saturasi berada kurang dari 95% karena khawatir kekurangan oksigen. 


- Untuk anak kecil lihat aktivitasnya. Secara alami anak selalu bergerak. Lemas, minta gendong dan tidur lebih awal, adalah perubahan yang harus disadari oleh orang tua. 


4. Muntah dan diare sangat banyak sampai dehidrasi. Tandanya warna urine pekat seperti teh, atau kehausan.


Baca: Bayi 6 Bulan Terinfeksi Covid, Gejalanya Seperti Ini


5. Demam 3 hari tidak turun. Bila dialami oleh remaja, orang tua harus waspada karena anak remaja tidak melapor pada orang tuanya. Jangan takut ke dokter karena takut dicovidkan. Penyakit infeksi itu tidak hanya covid, bisa saja DBD. Kalau ditangani segera, DBD bisa ditangani dengan baik asal cepat dideteksi. 


6. Setelah 14 hari. Hanya sebagian kecil anak mengalami MIS-C, di Indonesia dialami oleh remaja. Tidak semua Rumah Sakit bisa melakukan penyembuhan karena belum tentu mempunyai fasilitas, dan terapi imunoglubolin sangat mahal. Terapi kotikosteroid hampir di setiap rumah sakit ada. Tapi gabungan keduanya butuh biaya besar. 

 

Pandemi Covid -19 akan menjadi endemi. Pemerintah sedang mempersiapkan transisi ini. Tapi itu bukan berarti aman, bukan berarti kondisi menjadi lebih baik. Kita tetap harus waspada karena artinya covid 19 tidak hilang. 

Selengkapnya, simak di link ini.

Baca juga
Ramadhan dan Lebaran Aman Selama Pandemi Covid-19
Merawat Bayi Baru Lahir di Masa Pandemi 
7 Pelajaran Positif dari Pandemi Covid-19

 


Topic

#pranaramadan #ramadanbulan mulia



Artikel Rekomendasi