Disukai Anak, 4 Hal yang Perlu Bunda Tahu tentang TikTok

 

Ilustrasi (Freepik)

Seperti umumnya media sosial lain, Tiktok memberlakukan batas usia minimal bagi penggunanya, yaitu 13 tahun. Anak di bawah usia 13 tahun tidak dibenarkan mendaftar untuk mendapat akun TikTok. 

Meski begitu, aplikasi video musik tersebut sudah banyak digunakan anak kecil. Anda dapat dengan mudah menemukan video TikTok anak usia SD, baik di platform TikTok sendiri maupun di media sosial lain, seperti Instagram. 

Debby, seorang karyawati di Jakarta, menceritakan bahwa keponakannya yang duduk di kelas 2 SD pun kerap meminta ponsel pada orang tuanya untuk bermain TikTok. Biasanya, orang tuanya yang mengakses aplikasi TikTok, setelah itu diberikan ke anak, dan selama bermain diawasi oleh orang tua. 

Belakangan ini, aplikasi TikTok memang sangat populer. Bukan hanya di antara anak muda, tapi juga orang dewasa. Pengguna bisa merekam video dirinya menirukan lagu (lip sync), menambahkan efek, dan membagikannya kepada pengguna lain.

Bagi sebagian orang, TikTok bisa bernilai hiburan pereda stres, media seru-seruan bareng teman, sekaligus memancing kreativitas. Karena, pengguna bisa memodifikasi konten sesuai gaya yang diinginkan. 

Mungkin, Bunda dan Ayah, serta si kecil juga termasuk pengguna TikTok. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang aplikasi yang sedang booming ini. 

Baca juga: Jangan Abaikan Hak Privasi Anak di Medsos

1. Orang asing dapat mengirim pesan pribadi
Jika akun TikTok Anda terbuka untuk publik, maka bisa menerima pesan dari orang tak dikenal. Terkait ini, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai predator online masuk untuk berusaha mencuri perhatian anak. 

Terkadang predator online bisa menyamar menggunakan akun anak-anak supaya tidak dicurigai. Sebagai langkah antisipasi, ingatkan anak agar tidak mengobrol atau membalas pesan dari orang tak dikenal di dunia maya. Anda juga dapat mengawasi anak selama bermain TikTok. 

2. Konten yang disarankan untuk dilihat
TikTok merupakan aplikasi asal China yang tersedia di 150 negara. Data per 30 Januari 2020, mengutip wallaroomedia.com, aplikasi buatan Bytedance ini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif.

Dengan data tersebut, kita dapat menyaksikan beragam konten yang diunggah pengguna dari berbagai negara. Seperti umumnya media sosial, konten yang disarankan (sistem dari algoritma) pun ada pada TikTok. Ini bisa dilihat saat kita mengklik tombol 'discovery'. 

Dari sini, besar kemungkinan anak terpapar konten dewasa dan bisa jadi ingin menirunya.

3. Ada pengaturan 'diet layar'
Pengaturan diet layar pada TikTok maksudnya membatasi penggunaan aplikasi. Orang tua dapat memoderasi waktu anak saat bermain TikTok. Pengaturan ini juga memungkinkan orang tua untuk memblokir video dan menandai konten yang tidak pantas.

Baca juga: Anak Main TikTok Bisa Dipantau Pakai Mode Keluarga

4. TikTok mengumpulkan data pengguna
Media sosial mengutip data pengguna memang bukan isu baru. Dan ini juga dilakukan TikTok sebagaimana tercantum di halaman tentang privasi. 

Bunyinya: “Kami membagikan data Anda dengan penyedia layanan pihak ketiga yang kami andalkan untuk membantu meningkatkan pengalaman Anda dengan Platform. Pihak ketiga ini termasuk penyedia penyimpanan cloud dan penyedia layanan TI lainnya. Kami juga membagikan informasi Anda dengan mitra bisnis, pengiklan, analitik, dan penyedia mesin pencari kami..."

Data pengguna yang dikumpulkan media sosial terkait erat dengan jejak digital. Baca juga: Jejak Digital Anak, Apa Saja yang Perlu Bunda Tahu



Alika Rukhan

 



Artikel Rekomendasi