Saatnya Balita Mengembangkan Wawasan

 

Keinginan menambah pengetahuan kerap membuat anak 4 tahun tampak sok tahu. Sebetulnya kemampuan berpikirnya masih terganjal fase egosentris.

Kemampuannya mengingat dan mengenali bermacam hal, memang  luar biasa. Ini semua terkait dengan perkembangan fungsi otak si 4 tahun. Anak sebaya di sekitar rumah sebagai temannya bermain, juga temannya di Taman Kanak-kanak, membuat pengetahuan anak bertambah. Di usia ini anak mulai belajar banyak hal dari orang lain.

Keterampilan-keterampilan baru, kemampuan berpikir dan mengingat berkembang pesat. Sekarang ia tak hanya tahu api itu panas, tapi api juga dapat membakar apa saja. Ia juga paham batu tidak tumbuh, keong bisa mati dan daun bisa kering. Belalang, nyamuk dan capung santapan kodok. Ada daun yang bergetah, ada yang tidak. Itu dibuktikannya dengan menyobek-nyobek daun-daun tanaman Anda.

Sebagai penjelajah cilik, ia senang menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain di luar rumah. Ia senang mencari tahu apa saja yang terjadi di sekitarnya. Hal-hal kecil menjadi perhatiannya. Misalnya saja, “Ibunya si Dika kalau ngomong suaranya keras ya!”

Perbedaan jenis kelamin dipahaminya lewat bermain peran “ayah-ibu”. Ia juga mulai gemar membongkar mainannya untuk melihat cara kerja benda itu. Tak heran bila komponen mainannya berserakan. Pertanyaan, “Bolehkah jam ini aku bongkar?”  membuat Anda menahan napas, terpekik mengatakan, “jangan!”. Masalahnya, anak Anda hanya bisa membongkar, tidak bisa memasang kembali.  

Bila Anda takut benda-benda penting di rumah Anda tercerai-berai, berikan saja ia mainan yang dapat dengan mudah dibongkar-pasang. Mainan ini  melatihnya berpikir logik, mengasah motorik halus dan melatih kesabaran.

Si 4 tahun juga mulai berpikir kritis. Kejadian sehari-hari yang berbeda dari hari biasanya, membuatnya bertanya-tanya. Misalnya, biasanya sepulang kerja, ayah mencium ibu. Bila itu tidak terjadi, anak akan bertanya, “Tumben ayah nggak cium ibu?” Atau saat Anda hendak membawanya ke dokter untuk periksa kesehatan, ia memastikan kebenaran pikirannya, “Aku enggak disuntik lagi kayak kemarin kan Bu?”

Perkembangan memorinya ditandai dengan kemampuannya mengingat kejadian sehari-hari. Si 4 tahun mengambil pelajaran dari kejadian kemarin dan mulai melihat bagaimana penerapannya pada hari ini, untuk mengantisipasi esok hari. Misalnya, “Kemarin Ibu marah karena bekal sekolah aku buang. Kalau hari ini Ibu  tidak melihat aku membuang bekalku, mestinya Ibu  takkan marah. Jadi, besok kalau aku buang bekalku, jangan sampai Ibu tahu.”  

Dalam bentuk yang positif, anak belajar bahwa kemarin ketika ia membuang bekal sekolahnya, ibunya marah. Berarti hari ini, sebaiknya, bekal jangan dibuang kalau tak ingin memakannya. Kalau hari ini ibu tidak marah, berarti besok kalau bekal tetap utuh, ibu takkan marah.

Anak Anda masih belum bisa membedakan khayalan dan kenyataan. Ia hidup dalam alam dongeng, rentang perhatiannya berkisar antara delapan sampai limabelas menit bila kondisinya baik. Itu sebabnya, anak usia ini tidak dapat dituntut duduk diam lebih dari lima belas menit. Kemampuan beraktivitas selama sepuluh menit, tergolong baik.

Bila Anda menduga anak Anda Attention Deficit Disorder (ADD= tidak dapat memusatkan perhatian) karena tak dapat diam lebih dari sepuluh menit, tentu Anda salah besar. Usianya baru 4  tahun, rentang perhatiannya akan terus meningkat.

 



Artikel Rekomendasi