Kakak Adik Bertengkar Terus, Atasi Dengan Tepat

 

Foto: Envato


Anak bertengkar, perlukah dihentikan? Awasi anak saat bertengkar, hindari kekerasan fisik. Menurut Becky, pertengkaran kakak adik, terutama yang berjenis kelamin sama adalah hal biasa. Ia mengatasi konflik dengan mengancam menyita mainan, menghukum anak yang lebih besar, dan kadang-kadang berteriak. Ini tentu tidak berhasil. 



Saat kita memutuskan untuk punya anak lagi, kita menganggap bahwa anak kita akan punya teman bermain. Ketika hal itu tidak terjadi, dan anak-anak bertengkar terus, kita sebagai orang tua merasa kecewa karena tidak menduga hal itu terjadi. Bertengkar pada taraf tertentu adalah hal normal dari hubungan saudara. 



Tarik rambut, tendang, pukul, teriak. Rasanya Anda sudah mengalami ini selama beberapa bulan terakhir. Dua anak laki-laki umur 2 dan 4 tahun, atau dua anak perempuan bisa saja terus-terusan bertengkar. Simak strategi dari Dr. Becky Kennedy, Psikolog Klinis asal Amerika seperti dimuat di cnn.com. 
 

 Baca: Kakak Adik Bertengkar, Siapa Harus Dibela?

Gunakan sudut pandang anak usia 4 tahun: Anak pertama memiliki seluruh sistem keluarga. Segala sesuatu yang anak pertama tahu tentang hidup aman dan tenteram di dunia ini, bagaimana mendapatkan cinta dan perhatian dari orang tua, semua ambyar ketika ada adik lahir. Orang yang ingin kita lihat sebagai teman bermain, ternyata adalah pesaing. Bukan bersaing untuk mendapatkan mobil-mobilan, tapi merasa berhak mendapatkan perhatian penuh. Anak usia 4 tahun tidak dapat mengungkapkan ini, lalu berjalan ke arah adiknya dan memukulnya. Inilah cara dia mendapatkan perhatian. 

 

Ganti kata “berheti!” dengan “Ibu tidak akan membiarkan kamu….” Hindari meminta anak yang lebih besar untuk mengalah dan meminjamkan mainannya. Buat anak yang lebih besar, mainannya diminta oleh adik, itu hal berat. Dia akan berpikir, ‘ibuku nggak bisa tolong aku dan aku  harus melakukan hal seperti orang dewasa.’

 

Tidak menghukum meski dia tidak melakukan apa yang diminta. Ketika Anda memberi hukuman atau memukul, pesan yang dterima oleh anak adalah ‘saya ini anak nggak baik, bunda nggak mau dekat-dekat aku.’ Anak tidak suka diancam, misalnya ‘kalau kamu masih saja injak-injak sofa,  tidak boleh pakai i-pad.’

 

Saat anak mulai merebut mainan, dengan jelas katakan ‘Ibu nggak mau kamu rebutan mainan.’ Pesan yang diterima oleh anak ‘kamu anak hebat tapi kamu melakukan sesuatu yang bukan keputusanmu. Ibu sayang kamu, maka ibu akan menghentikanmu.’

Anak-anak memag belum terampil membuat keputusan yang baik, itu sebabnya harus dilatih. ‘Kamu nggak akan ibu biarkan melompat-lompat di sofa, kamu bisa melompat ke lantai.’ Kalau anak bicara jorok, katakan ‘ibu nggak akan membiarkan kamu ngomong kotor di sini, tapi di kamar mandi aja.’ 

 

Emily Edlyn, Psikolog klinis anak di AS mengatakan bahwa anak-anak usia 2 dan 4 tahun belum bisa mengatur diri ketika saudaranya memusuhi. Orang tua adalah otak anak, itu sebabnya membiarkan mereka bertarung sampai mati, itu tidak akan berhasil mengajarkan keterampilan yang akan membantu mereka mengatasi masalah itu. 

 

Kalau terjadi perebutan mainan dan anak mulai bertempur, Emily menyarankan;

 

- Ambil mainannya, katakan pada kedua anak, “Eh, kita ada masalah nih…” Anak sulung akan berkata, “Adik tadi ngrebut mainan yang lagi kupegang.” 


Identifikasi masalahnya dengan tenang, kemudian tanyakan pada anak sulung, “Menurutmu apa yang dirasakan adik karena nggak punya mainan ini? Pasti dia sedih dan iri.’ Kemudian pisahkan anak, dan dampingi anak yang sedang merasa sedih. Kalau kakak yang sedang sedih dan marah karena mainannya direbut, duduklah di sampingnya. 


Anak-anak harus punya perasaan agar mereka kelak dapat mengatasi perasaannya ketika merasa cemburu atau kecewa. Itu sebabnya mereka berteriak, “Aku mau mainan itu!”


Baca juga
Bertengkar = Belajar Sosialisasi

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Cara Meredam Egonya

Saat bermain bersama teman, seringkali si kecil bertengar karena masalah-masalah kecil. Ajari ia meredam egonya dengan cara ini.... read more