Rasa Percaya Diri Anak Dapat Ditumbuhkan dengan 10 Cara Ini

 


Foto: Envato


 

Membangun rasa percaya diri diawali dengan membangun kemandirian. Rasa mampu melakukan banyak hal, dapat mendongkrak rasa percaya diri anak.


Sejak bayi, anak belajar banyak keterampilan. Begitu tumbuh menjadi anak kecil (toddler) atau batita, rasa percaya diri menjadi sama penting dengan keterampilan lainnya. Untuk tumbuh, anak harus percaya pada kemampuannya, di saat yang sama mereka juga menyadari bahwa kadang-kadang tidak berhasil. Dari kegagalan, anak akan mengembangkan rasa percaya diri yang sehat. 

 

Bunda, kita pasti tidak happy kalau anak sering berkata “aku nggak bisa!” atau “takut ah, nggak mau.” Lakukan beberapa hal ini untuk membantu menumbuhkan rasa percaya dirinya:

1. Menunjukkan sikap percaya diri dalam keseharian, meski Anda merasa tidak percaya diri. Lakukan pekerjaan dengan penuh percaya diri, misalnya memotong ranting tanaman rambat yang memaksa Anda untuk memanjat tangga. Ini bukan berarti Anda pura-pura sempurna. Fokus pada hal positif yang Anda siap lakukan. 


2. Jangan putus asa kalau salah. Hari ini gagal membuat adonan kue, besok dicoba lagi. Tunjukkan pada anak bahwa Anda meski setiap hari memasak, tetapi saja bisa gagal. Tunjukkan pula bahwa Anda tidak menyerah. 


3. Dorong anak melakukan hal-hal baru, jangan hanya berkutat pada hal-hal yang sudah sering dan dapat dilakukan. Ini baik untuk anak melakukan banyak hal yang berbeda. Misalnya anak hanya berani main jungkat-jungkit, tantang dia untuk bermain prosotan atau ayunan.   


4. Bolehkan anak gagal. Mengambil air dan tumpah, itu bukan dosa. Anda tak perlu mengambil alih dengan mengambilkan air. Kegagalan akan membuat anak terus berusaha sampai dia dapat melakukan dengan baik sama baiknya dengan Anda. 


5. Puji ketekunannya. Belajar untuk tidak menyerah pada frustrasi pertama dan kembali berusaha setelah gagal, adalah keterampilan penting. Peraya diri dan menghargai diri bukan soal selalu berhasil. Rasa percaya diri juga berarti tangguh, tetap mencoba meski gagal dan tidak merasa tertekan saat merasa hasilnya bukan yang terbaik. 


6. Bantu anak menemukan minatnya. Mengeksplorasi minatnya akan membantu anak mengembangkan rasa identitasnya, yang penting untuk membangun rasa percaya diri. Penuhi kebutuhan anak untuk memilik alat gambar, bila dia sangat menyukai kegiatan menggambar. Menemukan bakatnya juga berarti memberikan dorongan yang kuat untuk rasa percaya dirinya.  


7. Tetapkan tujuan. Ucapkan tujuan perkembangan pada anak. Misalnya, “Kalau sudah ulang tahun ke 2, nggak mimik botol lagi ya.” Atau,  “Kalau sudah ulang tahun ke 3, kamu  bisa tidur sendiri di bed kamu ya. Badan kamu sudah semakin besar, bed bunda jadi sempit. Jadi anak besar itu asyik.” “Ulang tahun ke 4 mandi sendiri pasti bisa kan?” Menjelang ulang tahunnya yang ke 2 Anda mulai menyapihnya dari botol, dan mendekati ulang tahunnya yang ke 3 Anda menyiapkan tempat tidurnya sendiri - meski masih tidur sekamar. 


8. Rayakan usahnya. Memuji anak atas hasil usahanya itu bagus, tetapi penting juga memberi tahu anak bahwa Anda bangga dengan usahanya  terlepas dari hasilnya. Butuh kerja keras untuk belajar keterampilan baru, meski hasilnya tidak segera. Biarkan balita Anda tahu bahwa Anda menghargai usaha mereka.


9. Libatkan anak untuk urusan rumah. Mungkin mereka akan mengeluh, tapi mereka akan memiliki koneksi bila diberi tugas sesuai kemampuannya. Misalnya anak usia 3 dan 4 tahun sudah dapat menyikap wastafel yang setiap hari mereka gunakan untuk menggosok gigi. Anak usia 4 dan 5 tahun sudah mahir mencuci piring makannya sendiri. 


10. Memaklumi ketidaksempurnaan. Kita tahu balita tidak dapat dituntut untuk sempurna. Anak harus menerima pesan itu sedini mungkin. Ceritakan pada anak atau tunjukkan lewat tontonan atau media sosial Anda bahwa berpakaian selalu bagus, selalu bahagia dan selalu sukses itu hanya fantasi. Menjadi kurang sempurna adalah manusiawi dan baik-baik saja. 

Direvisi 14/3/22



 

 



Artikel Rekomendasi