Pengabaian, Bentuk Lain Kekerasan

 

Foto: freepik

Kalau Sayang Anak, Jangan Abaikan. Orangtua kerap tidak  menyadari, salah satu bentuk dari kekerasan adalah pengabaian.
 
Kelelahan karena kesibukan bekerja, membuat orangtua tidak punya cukup tenaga lagi untuk mengasuh anak. Kemudian kehadirannya diganti dengan benda. Anak dibiarkan bermain-main dengan gadget. Orangtua secara fisik berdekatan dengan anak, tetapi masing-masing asyik sendiri dengan gadgetnya. Anak tidak disentuh, tidak dipeluk, dan tidak diajak bicara.
 
Di masa golden age, kebutuhan anak antara lain kontak fisik. Mereka harus belajar dari orangtuanya, bagaimana memberikan rasa sayang. Yaitu dengan memeluk, ngobrol, memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan anak selama hari itu. Ketika anak tidak mendapatkan itu, ia tidak belajar cara menyayangi orang lain, tidak belajar menyayangi diri sendiri dan orangtuanya.
 
Pengabaian juga bisa berupa membiarkan anak melakukan kesalahan tanpa ditegur, melakukan hal yang baik tanpa diapresiasi, dan mengecilkan kemampuan anak. Misalnya, “Ah, kamu masih kecil, nurut kata ayah.”
 
Apapun yang dilakukan anak tidak dihargai, dan dianggap remeh. Ketika anak berprestasi dianggap biasa saja karena sudah seharusnya. Membiarkan anak makan hanya yang dia mau, tidak dipenuhi kebutuhan gizinya, tidak diberi pengobatan semestinya ketika sakit, juga termasuk pengabaian. Tidak dicari tahu apa kebutuhannya.
 
Bentuk abuse lainnya yang kerap tidak disadari orangtua adalah menghukum anak dengan mengambil hak anak, yaitu mengambil jatah mainnya. Bermain adalah hak anak. Kalau anak bersalah misalnya, membanting gelas secara sengaja, hukumannya bukan tidak diizinkan bermain, tetapi ia harus membantu orangtua di luar jam bermainnya.
 
Baca Juga: Bebaskan Anak dari Kekerasan

Imma Rachmani
Konsultan:  Evi Sukmaningrum, M.Si, Ph.D Kepala Pusat Penelitian HIV/AIDS dan Pengajar di Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya Jakarta.

 
 
  
 
 
 

 



Artikel Rekomendasi