Epilepsi dan Kehamilan

 

Kehamilan penyandang epilepsi berisiko tinggi dan obat anti-epilpsi juga berbahaya bagi janin. Sekitar 25-33% serangan epilepsi meningkat selama hamil. Disertai kemungkinan komplikasi kehamilan, persalinan dan pada janin.

Frekuensi serangan saat hamil:
  • Ibu yang sering mengalami serangan setiap bulan sebelum hamil, frekuensi serangan akan meningkat selama hamil.
  • Ibu yang selama 9 bulan tidak pernah atau hanya sekali serangan, tidak akan mengalami peningkatan selama hamil.
  • Ibu yang 2 tahun bebas serangan, risiko serangan selama hamil menurun atau hilang.
  • Frekuensi serangan meningkat  jika mengandung janin laki-laki dan menurun jika janin perempuan.
  • Serangan lebih sering terjadi pada trimester I.
Kehamilan memicu serangan epilepsi karena:
Komplikasi pada kehamilan. Perdarahan, mual muntah berlebihan akibat dosisi tinggi obat anti epilepsi, risiko herpes maternal meningkat 6 kali, pre-eklampsia, persalinan Caesar dan kematan ibu saat serangan.

Efek ke janin.  Lahir Caesar, prematur, berat bayi rendah, kurang oksigen (hipoksia), cacat bawaan, bibir sumbing, kematian janin dalam kandungan ketika atau setelah dilahirkan.

Mengatasinya, penanganan harus terpadu antara dokter kebidanan, dokter saraf dengan dokter anak untuk memantau adanya gangguan perkembangan dan kelainan janin. Tujuan penanganan adalah mencegah serangan selama hamil dengan minum obat. Namun mngingat banyaknya efek samping obat anti-epilepsi, kadar and risiko obat harus diperiksa betul. (me)


 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more

post4

Migrain Saat Hamil Bukan Hal Sepele

Migrain selama hamil tidak boleh dianggap enteng. Penelitian Dr.Cheryl Bushnell dari Duke University, North Carolina, AS, menemukan ada kaitan erat antara migrain dengan penyakit vascular (pembuluh da... read more