Jangan Berharap Anak Selalu Nurut pada Orang Tua

 

Foto ilustrasi: Freepik

Kebanyakan orang tua merasa bangga dan senang jika anaknya selalu menurut. Hal ini karena mengasuh anak penurut itu dinilai lebih mudah. Apapun perintah atau perkataan orang tua selalu didengar dan dipatuhi tanpa dibantah.

Dengan memiliki anak yang penurut, kita sebagai orang tua tidak perlu banyak usaha. Cukup sekali memberi instruksi, anak langsung mengiyakan, sehingga orang tua bisa menghemat tenaga, sebab tak perlu menyuruh anak berulang kali. 

Kedengarannya menyenangkan, ya, kalau punya anak penurut. Jadi terbayang kondisi rumah bebas drama, tidak ada teriakan, tidak ada adu mulut karena anak nurut saja apa kata orang tua. 

Namun kalau menurut ahli, tampaknya orang tua jangan bangga dulu kalau punya anak penurut. Meski tugas pengasuhan terasa mudah, tetapi menjadi penurut itu bukan hal yang baik untuk perkembangan kepribadian anak.

Anak-anak yang terbiasa menjadi penurut, dikatakan cenderung tidak bisa membela dirinya dan kurang bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini karena anak yang penurut hanya tahu bagaimana mematuhi perintah. Ketika ia kemudian berhadapan dengan situasi yang membuatnya harus membuat keputusan sendiri, dia pun menjadi bingung.

"Anak-anak yang penurut akan tumbuh menjadi orang dewasa yang penurut juga. Mereka cenderung tidak bisa membela diri mereka sendiri, sehingga lebih mungkin dimanfaatkan. Mereka juga hanya mampu mengikuti perintah tanpa bertanya, dan tanpa bisa bertanggung jawab atas tindakan mereka," kata Dr. Laura Markham, seorang psikolog klinis dari Universitas Columbia, Amerika Serikat, seperti dikutip dari wowparenting. 

Beberapa kerugian atau kelemahan yang berpotensi dialami anak jika menjadi penurut:

- Tidak mampu membuat keputusan yang mandiri saat dibutuhkan. 

- Selalu bergantung pada instruksi orang tua ketika menghadapi masalah sekecil apa pun. 

- Mengalami tekanan teman sebaya, karena cenderung tidak tahu bagaimana menangani situasi tanpa kehadiran orang tua. 

- Tidak dapat mengekspresikan diri dan keinginannya dengan bebas, karena takut tidak disayang lagi kalau membantah. 

- Tidak punya inisiatif dan kemungkinan ketika sudah dewasa hanya mendengarkan dan menerima perintah dari atasannya. 

Yang perlu digarisbawahi adalah konteks terkait kepatuhan anak. Memang, setiap orang tua tentu ingin anak selalu patuh pada perkataan orang tua karena merasa kepatuhan ini adalah standar keberhasilan dalam mengasuh dan mendidik anak. 

Namun, jangan berekspektasi anak akan menjadi penurut sepenuhnya. Membantah, memberontak itu juga merupakan hal yang lumrah. Melalui itu, anak berupaya untuk menyuarakan keinginannya, dan ia butuh didengarkan oleh orang tuanya. Dengan begitu, anak merasa dimengerti dan dihargai kemauannya. 

Kita tidak harus menjadi orang tua yang membiarkan anak membantah terus-terusan atau sebaliknya patuh melulu. Yang terbaik adalah menjadi orang tua yang kooperatif mendengarkan keinginan anak, serta menghargai pendapat anak. Izinkan anak mencari solusi dari kesulitan yang ia hadapi, tanpa Anda mengintervensi setiap perbuatannya. 


ALI

 

 



Artikel Rekomendasi