5 Penyebab Balita Suka Berteriak

 

Foto: shutterstock

Tanpa sadar, Anda langsung menutup telinga, meletakkan jari telunjuk ke bibir Anda, sambil mengeluarkan suara “Sssst”, atau bahkan ikut berteriak. Bukannya diam, si kecil malah menambah volume suara. Kegemaran si kecil meninggikan volume suaranya ketika usianya berada pada rentang 1-2 tahun ini wajar. Oleh karena itu, hindari membalas teriakannya. Berteriak kembali untuk menghentikan teriakan anak justru memicu kompetisi dan mengilhaminya meningkatkan volume teriakan. Anak juga membuat tindakan itu sebagai alasan, “Jika Ayah dan Ibu saja bisa berteriak, mengapa aku tidak!” Daripada membalasnya, lebih baik cari tahu kenapa ia gemar berteriak.

Eksplorasi Volume Suara
Si kecil baru menyadari bahwa suara yang ia keluarkan dapat diubah-ubah volumenya sesuka hati. Ia sedang melakukan eksplorasi dan memuaskan rasa ingin tahu terhadap suaranya. Tak heran bila segala sesuatu ia ungkapkan dengan cara berteriak. Yuk, ajarkan anak cara mengatur volume bicaranya! Biasakan ia menggunakan volume suara yang berbeda sesuai tempat. Misalnya, volume suara di luar ruangan berbeda dengan di dalam ruangan. Anda bisa melakuan permainan mengontrol suara, seperti permainan saling bisik. Berikan suatu kata yang harus disampaikan kepada temannya dengan cara berbisik agar lawannya tidak mendengar apa yang ia katakan.

Kemampuan Komunikasi
Teriakan juga suatu cerminan dari keberanian dan kemampuan anak berbicara. Ia merasa sudah bisa berbicara dan ingin memamerkan pada Anda. Hasilnya kenapa berteriak? Bisa jadi ia melihat dan meniru cara bicara orang lain yang ada didekatnya. Sebagai orang tua, lakukan intropeksi, apakah Anda selama ini orang yang dicontoh si kecil, atau ada orang lain? Jika ada, upayakan cara berkomunikasi dengan volume yang keras atau berteriak dihilangkan.

Ekspresi Emosi
Ekspresi senang atau sedih yang luar biasa anak ungkapkan dalam bentuk teriakan. Bisa jadi hal ini terpicu oleh keterbatasan kosakata. Yang bisa Anda lakukan adalah kontak mata sambil bertanya, apa yang sedang ia rasakan saat ini. Lalu, mintalah si kecil mengatakan keinginannya dengan suara lembut. Bila perlu, gunakan gambar wajah lengkap dengan ekspresinya, misalnya gambar wajah senyum, sebagai pertanda senang. Lalu, Anda bisa alihkan ekspresinya dengan mengajaknya bernyanyi atau melompat-lompat. Ini dapat menjadi cara mengajarkan anak mengungkapkan ekspresinya.

Lingkungan yang Bising
Periksa peralatan audio visual di rumah, apakah selalu disetel dengan volume tinggi? Atau, lingkungan rumah dekat dengan sumber suara yang berisik sehingga membuat ia kesulitan mendengar yang lain? Jika demikian, tak heran anak berteriak. Kecilkan volume peralatan elektronik, atau ajak si kecil ke tempat yang tidak berisik ketika ia ingin ungkapkan sesuatu. Karena siapa tahu si kecil teriak karena hendak mengatasi kebisingan di dekatnya.

Menarik Perhatian
Memang ada beberapa anak yang senang berteriak untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya atau orang lain. Berteriak adalah cara mereka mengatakan, “Hei, lihat aku!” Atau, mereka berteriak karena menginginkan sesuatu yang tidak diperbolehkan. Dengan berteriak, ia ingin mengatakan, “Pokoknya, aku mau itu! Berikan sekarang juga!” Fase senang berteriak ini akan berlalu begitu si kecil menginjak usia yang lebih besar. Sebaiknya, cukupi kebutuhannya agar merasa nyaman. Pastikan anak sudah kenyang, buang air, dan cukup istirahat.


Wajar atau tidak wajar?
Wajar bila...
  • Anak berteriak karena ia takjub, terkejut, atau merasa sangat gembira ketika menemukan atau melihat sesuatu yang baru.
  • Anak berteriak karena tidak dapat mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata, mengingat kosakata yang dikenalnya masih terbatas.
  • Anak berteriak ketika bermain, berlari, atau kejar-kejaran, sambil melompat-lompat.
  • Anak berteriak karena sedang menunjukkan suara binatang. Ia sedang melakukan eksplorasi terhadap kemampuannya menciptakan aneka jenis suara.
Tidak wajar bila...
  • Anak berteriak ketika Anda sedang berbicara dengan seseorang. Sebab, itu sering kali merupakan teriakan untuk merebut perhatian Anda. Ia merasa diabaikan.
  • Anak berteriak sambil menunjuk benda yang diinginkan, atau Ia berteriak karena ingin mendapatkan sesuatu yang sebetulnya dilarang.
  • Anak berteriak dengan suara melengking, dan terusmenerus. Coba tanyakan, mungkin ada yang tidak beres dengan tubuhnya, misalnya ia berteriak karena tiba-tiba perutnya terasa melilit.
  • Anak usia 3-5 tahun masih senang berteriak untuk menyatakan keinginannya.
 

 



Artikel Rekomendasi