6 Fakta Makanan Berpengawet

 

Fotosearch
FAKTA 4 Makanan kalengan, amankah?

Proses pengalengan memungkinkan bahan makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa dalam jangka waktu tertentu. Pengemasan secara hermetis ini menjadikan bahan makanan yang dikalengkan sebenarnya tidak memerlukan bahan pengawet tambahan.

Beberapa produk ada yang menggunakan medium berupa cairan, misalnya larutan gula untuk pengalengan buah, kuah kaldu untuk pengalengan sayur, atau saus untuk pengalengan ikan sarden.

Fungsi medium tersebut, terutama larutan gula, memang dapat membantu mengawetkan makanan, tapi penambahan medium ini sebenarnya dilakukan untuk mempercepat penetrasi panas dan mengurangi terjadinya korosi kaleng. Satu satunya yang perlu Anda khawatirkan adalah kandungan gula yang cukup tinggi pada larutan di dalam buah kaleng.


FAKTA 5  Frozen food = Fast food.

Proses pembekuan merupakan cara alami untuk mengawetkan makanan, bahkan hingga berbulan-bulan. Daging mentah, misalnya, tahan 3 - 4 bulan dalam keadaan beku. Sedangkan  dengan daging yang telah dimasak, bisa tahan sampai 4 bulan dengan proses pembekuan. Cara mengolahnya pun relatif mudah, cukup memanaskannya kembali untuk produk yang telah dimasak. Apakah ini berarti makanan beku sama seperti fast food?

Ya, makanan beku memang masuk kategori makanan yang bisa disajikan dengan cepat, tapi tak semua makanan beku bernilai gizi rendah seperti halnya fast food yang Anda kenal (fried chicken, French fries, dsb). Pada makanan beku, hanya terjadi sedikit perubahan pada nutrisi dan karakteristik sensori jika proses pembekuan dan penyimpanan beku dilakukan secara benar.

Tak heran jika makanan beku sering dipersepsikan sebagai produk ‘fresh’, ‘healthy’, ‘natural’, bermutu tinggi dan mudah untuk diolah. Selain daging dan unggas, sayur, seafood, dan aneka jenis makanan lain bisa diawetkan dengan cara dibekukan. Proses pengawetan cara ini idealnya tidak memerlukan bahan pengawet, karena hanya mengandalkan suhu rendah (beku).

Proses pembekuan juga tidak menyebabkan hilangnya nutrisi penting seperti halnya metode pengawetan lain yang menggunakan suhu tinggi. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah soal penyimpanannya. Bahan makanan yang sudah dicairkan (thawing) sebaiknya tidak dibekukan kembali, karena berpotensi mengaktifkan kembali mikroorganisme pembusuk yang sebelumnya tak aktif akibat suhu rendah.
 
FAKTA 6 Ikan asin bukan makanan untuk masyarakat kelas bawah

Penggunaan garam sebagai pengawet dapat meningkatkan umur simpan ikan serta berbagai jenis produk daging. Hal ini karena garam berfungsi sebagai ‘perisai’ dari mikroba, serta melindungi makanan dari ragi dan jamur. Proses pengawetan dengan menambahkan garam biasa disebut dengan pengasinan.

Produk makanan hasil pengawetan dengan garam yang paling terkenal adalah ikan asin. Selama ini banyak anggapan bahwa ikan asin adalah makanan murah yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah. Padahal itu salah. Ikan asin adalah produk hasil pengawetan dengan garam.

Ikan yang diasinkan bisa disimpan selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu. Hanya saja, yang perlu diperhatikan di sini adalah kadar garam yang tinggi dalam ikan asin. Seperti yang Anda tahu, konsumsi garam secara berlebihan bisa memicu penyakit darah tinggi (hipertensi). Cara menyiasatinya, cucilah ikan asin dengan air bersih yang mengalir sebelum dimasak untuk mengurangi kandungan garamnya.

(TIM AB/DES)

Baca Juga:

Persepsi keliru Soal Frozen Food
5 Tips Mengelola Ikan yang Aman Untuk Anak     
Alami dan Bebas Bahan Kimia                        

 



Artikel Rekomendasi

post4

Cermati Nilai Gizi Sosis

Terkadang untuk mempermudah anak membuka mulut, variasi makanan berupa sosis menjadi pilihan. Kalau anak jadi suka, variasikan dengan bahan lain yang memenuhi syarat gizi yang tepat.... read more

post4

Alami Dan Bebas Bahan Kimia

Awas, saat ini untuk menaikkan kualitas makanan dan harga, penggunaan bahan-bahan kimia mulai dari proses penanaman, penanganan hama, pengemasan, pengangkutan hingga penyajian makanan, tidak dapat di... read more