Bayi Sungsang, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

 

bayi sungsang bisa lahir normal?


Sungsang atau malpresentasi adalah keadaan ketika bokong janin berada di posisi terendah di dalam panggul. Kondisi ini kerap membuat ibu hamil khawatir tidak bisa menjalani persalinan pervaginam sesuai harapan yang selama ini sudah disusun. Jangan khawatir dulu, mari kenali penyebab dan cara mengatasinya.  
 
Jenis Sungsang
1. Bokong dahulu (frank breech), yaitu letak bokong di bawah dengan kedua kaki ke atas.
2. Sungsang sempurna (complete breech), yaitu letak bokong di bawah dengan kedua kaki di samping bokong. Posisi janin seperti jongkok, dengan bokong di atas mulut rahim dan lutut terangkat ke perut.
3. Sungsang tidak sempurna (incomplete breech atau single footling breech), yaitu selain bokong, ada bagian tubuh lain (kaki atau lutut) berada di bawah. Biasanya satu kaki menjulur ke bawah hingga ke jalan lahir.
 
Baca juga: Pergerakan Janin di dalam Rahim
 
Penyebab Sungsang
1. Rahim sangat elastis. Biasanya terjadi pada ibu yang pernah melahirkan. Karena rahim elastis, janin berpeluang besar berputar hingga minggu ke-37 ke atas.
2. Bobot janin rendah. Akibatnya janin bebas bergerak. Di usia kehamilan 28-34 minggu, tubuh janin makin membesar sehingga tidak bisa bebas bergerak. Pada usia tersebut, umumnya ia sudah menetap di satu posisi. Jika posisinya salah, bisa disebut sungsang.
3. Hamil kembar. Memperebutkan tempat sudah pasti terjadi bila dalam satu rahim ada lebih dari satu janin. Setiap janin berusaha mencari tempat yang nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar, misalnya bokong, berada di bagian bawah rahim.
4. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
5. Hidramnion (kembar air). Volume air ketuban melebihi normal sehingga janin lebih leluasa bergerak meski sudah memasuki trimester ketiga.
6. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat mengurangi luas ruangan di dalam rahim. Akibatnya janin berusaha mencari tempat yang lebih luas, seperti di bagian atas rahim.
7. Kelainan bawaan. Misalnya, jika bagian bawah rahim lebih besar dari bagian atas, janin cenderung mengubah posisinya menjadi sungsang.
 
Baca juga: Mengapa Sungsang Berulang?
 
Mendeteksi Posisi Sungsang
1. Perabaan perut bagian luar. Janin diduga sungsang bila bagian paling keras dan besar berada di kutub atas perut. Bagian terbesar dan terkeras dari janin itu adalah kepala.
2. Pemeriksaan vagina menggunakan jari (periksa dalam). Bila di bagian panggul ibu terasa lunak dan bagian atas keras, berarti bayi sungsang.
3. Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG)
 
Pengaruh Bayi Sungsang pada Proses persalinan
Proses persalinan yang salah pada kasus sung[1]sang dapat menimbulkan risiko. Pada persalinan lewat vagina, risikonya antara lain: kegagalan bernapas spontan ketika atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia neonatus), janin mengirup mekonium atau kotoran pertamanya yang tercampur cairan ketuban (aspirasi mekonium) dan perdarahan di dalam tulang tengkorak (intrakranial).
 
Pada persalinan sesar, risikonya: tulang paha bayi patah akibat air ketuban habis dan penolong tidak ahli mengeluarkan bayi. Faktor risiko dapat dikurangi berkat profesionalisme dan keahlian penolong, baik sejak penilaian prapersalinan hingga saat persalinan.
 
Baca juga: Melahirkan Normal Bayi Sungsang, Bahaya!
 
Mengatasi Bayi Sungsang
1. Bila posisi sungsang terjadi sebelum usia kehamilan 32 minggu, Anda tidak perlu khawatir. Jumlah air ketuban masih cukup banyak, sehingga janin bisa bergerak bebas mengubah posisinya. Posisi sungsang masih bisa berputar jadi melintang, lalu berputar lagi sehingga kepala janin di bagian bawah rahim. Baru di usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sulit berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul.
2. Sebelum minggu ke-34, lakukan posisi bersujud (knee chest position), dengan posisi perut menggantung ke bawah. Lakukan setiap hari, 2 kali sehari, selama 10 menit. Bila dilakukan dengan baik dan teratur, 92% kemungkinan bayi sungsang kembali ke posisi normal.
3. Jika pada minggu ke-34 posisi janin masih mengubah posisinya jadi normal dengan metode externalcephalic version/ECV atau pemutaran posisi janin dari luar tubuh ibu. Namun, selain menimbulkan rasa sakit pada ibu, cara itu juga berisiko bagi janin, karena ia bisa kekurangan suplai oksigen ke otaknya.
 
Sumber: Buku 9 Bulan yang Menakjubkan – Ayahbunda
 
(Perlu informasi seputar kehamilan? Tonton Video Series 9 Bulan yang Menakjubkan di YouTube AYAHBUNDA magz. Klik di sini, subscribe untuk mendapatkan konten-konten seputar kehamilan di tiap trimester secara reguler. Cek Instagram @ayahbunda_, Facebook AYAHBUNDA, serta website www.ayahbunda.co.id).
 
Baca juga:
Posisi Sungsang Dapat Diperbaiki
Janin Kembar Sungsang
5 Penyebab Janin Sungsang
Ibu Gemuk, Kok, Janinnya Kurus?
Terlilit Tali Pusar, Janin Boleh Lahir Normal?
Janin Belajar Di Dalam Rahim
 
Foto: FREEPIK

 

 


Topic

#9BulanYangMenakjubkan #Kehamilan #trimesterketiga



Artikel Rekomendasi